kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.700   -71,00   -0,43%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Malaysia Ajak Indonesia Investasi Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan


Jumat, 29 November 2024 / 14:13 WIB
Malaysia Ajak Indonesia Investasi Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan
ILUSTRASI. Malaysia mengajak Indonesia untuk berkolaborasi untuk menjadi pemasok bahan bakar penerbangan berkelanjutan terbesar di dunia. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perladangan dan Komoditi Malaysia, Datuk Seri Johari Abdul Ghani mengajak Indonesia untuk berkolaborasi untuk menjadi pemasok bahan bakar penerbangan berkelanjutan alias Sustainable Aviation Fuel (SAF) terbesar di dunia.

Johari mengatakan, pihaknya melihat SAF sebagai salah satu peluang investasi yang besar. Bahkan dia meyakini bahwa Indonesia juga memiliki pemikiran yang sama, di mana ini bisa menjadi peluang ekonomi baru yang sangat potensial ke depan.

"Saya ingin menyambut para investor Indonesia untuk berkolaborasi dengan Malaysia. Bagaimana kita memulai SAF ini sebagai dua negara yang akan menjadi pemasok bahan bakar penerbangan berkelanjutan yang terbesar di dunia," ujarnya dalam konferensi pers, 12th Ministerial Meeting of Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) di Jakarta, Jumat (29/11).

Baca Juga: 10 Negara Produsen Minyak Kelapa Sawit Terbesar di Dunia

Johari mengungkapkan, saat ini di Malaysia baru ada dua perusahaan yang membangun pabrik untuk memproduksi SAF, di mana salah satu pabrik tersebut memiliki kapasitas sebesar 350.000 ton.

Sementara itu, satu perusahaan lainnya merupakan milik pemerintah Malaysia yakni Petronas, berencana bakal membangun pabrik SAF dengan kapasitas produksi sebesar 650.000 metrik ton.

Meski demikian, kata Johari, pihaknya juga masih mendalami untuk menentukan besaran campuran SAF yang bakal digunakan sebagai bahan bakar penerbangan berkelanjutan ke depannya.

Baca Juga: Indonesia dan Asia Selatan Kolaborasi Perkuat Upaya Transisi Energi

Lebih lanjut, Johari menambahkan, pihaknya ingin mengajak Indonesia untuk berkolaborasi dalam memproduksi SAF, pasalnya kedua negara ini memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah di mana salah satunya adalah sawit.

"Ini adalah kesempatan karena kita memiliki banyak sumber daya di sini sehingga kita dapat memproduksi SAF tersebut," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×