kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Makin rendah, Kemenkeu proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,05% pada 2019


Rabu, 27 November 2019 / 11:22 WIB
Makin rendah, Kemenkeu proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,05% pada 2019
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Indonesia II, Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (22/11). Kemenkeu menetapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi hanya pada level 5,05% di akhir tahun 2019.


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyeksi pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu), terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin rendah. Pada akhir 2019, ekonomi diperkirakan hanya tumbuh 5,05%.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, proyeksi tersebut sejalan dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi global yang kian menurun. Ekonomi dunia tahun ini diramal hanya akan tumbuh 3%, level terendah sejak krisis finansial global pada 2008 silam dan jauh di bawah proyeksi awalnya yang sebesar 3,7%.

Begitu juga dengan pelemahan volume perdagangan dunia yang sampai akhir tahun diprediksi hanya tumbuh 1,1%. Volume perdagangan dunia tumbuh jauh lebih lambat dibandingkan 3,6% pada 2018 dan 5,5% pada 2017.

Baca Juga: Siapkan recovery plan, Bank Mandiri baru akan bermasalah jika kurs sentuh Rp 37.000

“Tekanan dari gejolak perekonomian global sudah terjadi bahkan sejak ujung awal tahun 2019 ini dan kenyataannya memang berpengaruh pada perekonomian domestik kita Indonesia,” ujar Suahasil pada sambutan The 3rd Banking Forum Consumer Banking School 2019, Rabu (27/11).

Setidaknya ada tiga jalur pengaruh pelemahan ekonomi global terhadap ekonomi Indonesia, menurut Suahasil. Jalur pertama pada pasar finansial yang sejauh ini justru menikmati dampak positif aliran modal asing baik pada pasar SBN, saham, hingga pasar Surat Berharga Bank Indonesia (SBI) akibat tren penurunan suku bunga global dan tingginya ketidakpastian pada pasar finansial negara maju.

Jalur kedua pada pertumbuhan investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI). Berbanding terbalik dengan pasar finansial, Indonesia belum mengalami dampak positif pada FDI di tengah gejolak global ini. “Sebenarnya dampak positif yang besar kita harapkan dari jalur ini karena sifatnya lebih ajeg, berbeda dengan upside di pasar finansial yang sangat temporer,” tutur Suahasil.

Baca Juga: Indef usulkan adanya APBN-P 2020, ini pemicunya

Namun dalam menggaet FDI, dia mengakui, kepercayaan investor pada aspek makroekonomi yang stabil belum cukup. Dibutuhkan juga kepercayaan pada aspek seperti infrastruktur, ketenagakerjaan, regulasi serta perizinan yang kini sedang pemerintah upayakan.

Jalur ketiga ialah pada perdagangan yaitu ekspor dan impor Indonesia. Dengan menurunnya volume perdagangan dunia, kinerja perdagangan barang dan jasa di dalam negeri pun terimbas.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×