kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Luhut Panjaitan: Pemerintah akan bangun tempat pengolahan sampah RDF di 10 kota


Selasa, 25 Agustus 2020 / 14:31 WIB
Luhut Panjaitan: Pemerintah akan bangun tempat pengolahan sampah RDF di 10 kota
ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, untuk menyelesaikan permasalahan sampah harus dilakukan secara terintegrasi dan holistik. Yakni melibatkan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.

Luhut mengatakan, saat ini, pemerintah berkomitmen terhadap pengolahan sampah plastik. Kemudian, mendorong penerapan pendekatan perubahan sistem dalam mengurangi sampah plastik serta polusi yang ditimbulkan-nya.

Baca Juga: Bangun pabrik daur ulang plastik, Inocycle Technology (INOV) anggarkan US$ 10 juta

Lebih lanjut, Luhut mengatakan, pemerintah akan membangun tempat pengolahan sampah dengan sistem refuse derived fuel (RDF) di 10 kota lainnya, setelah sebelumnya telah dibangun di Cilacap, Jawa Tengah.

"Kita menangani sampah misalnya ada program RDF yang di Cilacap. Kita mau bikin RDF seperti itu 10 lagi di kota-kota yang sampahnya di bawah 200 ton per hari," kata Luhut dalam acara Peluncuran Packaging Recovery Organization (PRO), Selasa (25/8).

Hal ini bukan tanpa alasan, karena sampah ini menimbulkan dampak kesehatan, penyakit dan hal lainnya. Luhut mengatakan, pengelolaan dan pengurangan sampah ini perlu sinergi semua pihak mulai dari pemerintah, dunia usaha, hingga masyarakat.

Baca Juga: Ridwan Kamil blusukan di Situ Cisanti, titik nol Sungai Citarum di akhir pekan

"Upaya bersama antara pemerintah, dunia usaha, industri dan masyarakat secara luas saya harap dapat mendorong terwujudnya target pemerintah mengurangi sampah sampai 30 persen melalui 3R serta penanganan sampah sebesar 70 persen pada tahun 2025," ujar dia.

Sebagai informasi, tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) dengan sistem RDF merupakan tempat pengolahan sampah yang hasilnya dapat digunakan sebagai sumber energi ramah lingkungan.

TPST RDF menggunakan metode biodrying dalam mengolah sampah yakni pengeringan secara biologis yang disertai dengan aerasi. Kemudian, drying yang berarti proses mengurangi kandungan air dalam material.

Baca Juga: Sri Mulyani: Pinjaman PEN dapat jadi sumber alternatif pendanaan bagi daerah

Selanjutnya, setelah sampah dicacah dan kandungan airnya berkurang, hasilnya dapat digunakan sebagai sumber energi ramah lingkungan pengganti batu bara. Proses ini tidak hanya untuk sampah kertas, tetapi bisa juga dengan sampah plastik dan organik.

Seperti diketahui, Pemerintah telah meresmikan TPST dengan sistem RDF pertama di Indonesia yang berada di Cilacap, Jawa Tengah. Peresmian itu dilakukan pada 21 Juli 2020 lalu. TPST RDF tersebut memiliki kapasitas mengolah sampah sebesar 120 ton/hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×