kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

LPEM UI prediksi BI akan menahan suku bunga acuan di Desember 2019


Rabu, 18 Desember 2019 / 10:56 WIB
LPEM UI prediksi BI akan menahan suku bunga acuan di Desember 2019
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas di gedung kantor pusat Bank Indonesia (BI) Jakarta, (18/7).


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia menilai Bank Indonesia (BI) akan tetap menahan suku bunga acuan pada level 5% di pengujung 2019 ini.

Kepala Penelitian Makroekonomi dan Finansial LPEM UI Febrio Kacaribu, dalam Seri Analisis Makroekonomi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (18/12), mengatakan, tren pelonggaran perlu berhenti sejenak lantaran BI perlu mengakumulasi lebih banyak cadangan devisa di tengah konsolidasi jangka pendek di pasar keuangan global.

Baca Juga: Rupiah menguat tipis ke Rp 13.995 per dolar AS pada Rabu pagi

“Bank Indonesia berusaha mempertahankan perbedaan suku bunga dan menarik lebih banyak aliran modal masuk serta bisa meningkatkan likuiditas dalam sistem perbankan […] Kami melihat bahwa BI perlu mempertahankan tingkat suku bunga kebijakan sampai akhir tahun dengan tetap menjaga likuiditas dalam sistem perbankan,” ujar Febrio dalam laporan tersebut.

Apalagi di sisi eksternal, sikap pelonggaran bank sentral juga berkurang akibat data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang membaik sehingga mendorong aliran modal keluar dari negara-negara berkembang untuk sementara ini.

LPEM UI mencatat, total akumulasi aliran modal masuk ke Indonesia sejak awal tahun menjadi lebih rendah yaitu US$ 12,5 miliar pada pertengahan Desember, dari US$ 12,7 miliar pada bulan sebelumnya.

Baca Juga: NIM perbankan diprediksikan masih layu pada 2020

Terjadinya sedikit arus modal keluar ini juga tercermin pada imbal hasil yang lebih tinggi dari obligasi pemerintah 10 tahun dan satu tahun menjadi 7,3% dan 5,5% pada bulan Desember.

Untungnya, nilai tukar rupiah tetap stabil dan dalam posisi terapresiasi 3,3% sejak awal tahun hingga pertengahan Desember ini (ytd).

“Gambaran yang lebih baik dari data neraca perdagangan dalam jangka pendek mengurangi tekanan pada CAD, sehingga mengurangi risiko bagi rupiah, ”sambungnya.

Baca Juga: Tertekan dalam dua tahun terakhir, IHSG berpotensi moncer pada 2020

Adapun tren inflasi dinilai tetap rendah dan terkendali. Inflasi umum November 2019 tercatat sebesar 3% yoy, dengan inflasi inti sebesar 3,1% yoy  akibat normalisasi pada beberapa harga makanan tidak bergejolak telah membantu mempertahankan inflasi umum.

LPEM UI memproyeksi tren inflasi tidak akan banyak berubah pada tahun 2020 dan tetap berada dalam target inflasi BI yaitu 3%  ± 1%.

“Oleh karena itu, empat kali penurunan suku bunga sebelumnya sudah cukup untuk tahun ini,” tutur Febrio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×