kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

LPEM UI: Kolaborasi GoTo berpotensi beri stimulus hingga Rp 35 trililun ke PDB


Kamis, 03 Juni 2021 / 21:07 WIB
LPEM UI: Kolaborasi GoTo berpotensi beri stimulus hingga Rp 35 trililun ke PDB


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak positif kehadiran GoTo yang merupakan hasil kolaborasi Gojek dan Tokopedia terhadap perekonomian Indonesia diprediksi cukup signifikan. Terutama dari sisi ekonomi digital, yang bisa menjadi contoh bagi pelaku digital di negara lainnya.

Ekonom Digital LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) Chaikal Nuryakin mengatakan, kehadiran GoTo memunculkan integrasi ekonomi. Artinya kolaborasi ini akan meningkatkan efisiensi di tingkat entitas perusahaan baru dan menurunkan biaya yang dikenakan kepada pengguna. 

Selain itu juga, merger ini memunculkan integrasi fungsional yang berarti meningkatkan efisiensi di tingkat pengguna merchant atau mitra dan menurunkan ongkos produksi.

”Dengan adanya kolaborasi keduanya juga mampu menarik UMKM konvensional untuk bertransformasi ke digital,” jelas dia dalam webinar bertajuk Dampak Merging Antara Platforms, Rabu (2/6).

Dari riset LPEM FEB UI sebelumnya, kontribusi pra kolaborasi Tokopedia sebesar 1,1% (LPEM UI, 2019) dan Gojek sebesar 0,7% (LD FEB UI 2019) terhadap PDB Nasional atau secara total 1,8% dari PDB Nasional. 

Baca Juga: Gojek-Tokopedia (GoTo) masih jajaki peluang IPO di lebih dari satu lokasi

Sedangkan dalam riset terbaru, kontribusi total Gojek dan Tokopedia pasca merger akan mencapai 1,9% sampai 2,1% dari PDB Nasional. "Terdapat stimulus sebesar Rp 17 triliun sampai Rp 35 triliun kepada perekonomian dari kolaborasi Tokopedia dan Gojek,” terangnya.

Seiring waktu, dampak positif kolaborasi GoTo diyakini akan semakin berkembang terhadap perekonomian Indonesia karena keduanya sedang terus bertumbuh. Selain itu, juga akan berdampak positif terhadap peningkatan inklusi keuangan Indonesia.

”Memang salah satu hasil studi kami menghasilkan kesimpulan bahwa e-commerce meningkatkan inklusi keuangan Indonesia. Baik dari segi penggunaan maupun dari segi kepemilikan. Kita tahu ini kan target pemerintah untuk masyarakat Indonesia bisa masuk ke industri keuangan. Misalnya untuk distribusi bantuan pemerintah dan untuk akses terhadap modal usaha masyarakat UMKM,” papar Chaikal.




TERBARU

[X]
×