kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

LPEM FEB UI prediksi BI tahan suku bunga acuan


Senin, 19 April 2021 / 18:36 WIB
LPEM FEB UI prediksi BI tahan suku bunga acuan
ILUSTRASI. LPEM FEB UI prediksi BI tahan suku bunga acuan


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memprediksi Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di level 3,50% dalam Rapat Dewan Gubernur BI April 2021. 

“Langkah ini diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mendukung momentum pemulihan ekonomi,” ujar ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky dalam asesmennya, Senin (19/4). 

Riefky lalu menjabarkan, pada akhir Maret 2021, rupiah nampak terdepresiasi 2,41% dibandingkan bulan sebelumnya dan mencapai level terendah sejak November 2020. 

Pelemahan rupiah ini memang didorong oleh sektor eksternal, seiring dengan penandatanganan stimulus fiskal sebesar US$ 1,9 triliun oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. 

Baca Juga: LPEM FEB UI memprediksi neraca dagang Maret 2021 surplus US$ 1,5 miliar

Dengan adanya stimulus jumbo ditambah progres vaksinasi yang cepat, prospek perekonomian AS digadang pulih lebih cepat. Ini pun membuat imbal hasil surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun naik ke 1,8% atau level tertingginya sejak Januari 2020.

Lonjakan imbal hasil surat utang pemerintah AS tersebut menggeser minat investor untuk instrumen safe-haven, sehingga mendorong investor untuk menarik modal keluar dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia yang akhirnya membuat nilai tukar melemah. 

Di tengah ketidakpastian eksternal, rupiah terdepresiasi sebesar 5,3% (ytd) dan tercatat sebagai yang terburuk di antara negara-negara Asia Tenggara. 

Akibat nilai tukar rupiah yang bergejolak inipun, cadangan devisa Maret 2021 turun  US$ 1,7 miliar menjadi US$ 137,1 miliar dair posisi pada bulan sebelumnya yang sebesar US$ 138,8 miliar. 

Kabar baiknya, pemulihan Indonesia saat ini berada di jalur yang tepat. Ini terlihat dari kepercayaan konsumen yang meningkat, seiring peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2021 ke level 93,4 dari sebelumnya yang sebesar 85,8. 

Baca Juga: Gojek dan Tokopedia kerjasama dukung pelanggan di bulan Ramadan

“Bahkan, dalam mendukung pemulihan lebih lanjut, pemerintah sudah menelurkan beberapa kebijakan seperti keringanan pajak penjualan mobil dan properti hingga mendorong perbankan untuk menurunkan suku bunga pinjaman,” tambah Riefky. 

Kemudian, perkembangan dalam pemulihan ekonomi juga terlihat dari neraca perdagangan yang mencetak surplus US$ 1,57 miliar. Meski lebih rendah dari surplus pada bulan sebelumnya, tetapi surplus di bulan Maret 2021 didorong oleh meningkatnya komponen ekspor dan impor, menunjukkan tanda pemulihan makin kuat. 

Dengan latar belakang tersebut, LPEM FEB UI tetap mengimbau BI untuk mempertahankan suku bunga acuan dan lebih berfokus pada menjaga stabilitas keuangan dan nilai tukar sembari mendukung pemulihan ekonomi.

Selanjutnya: Prediksi IHSG hari ini Senin 19/4 terkoreksi, dua saham BUMN ini layak diakumulasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×