kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

LPEM FEB UI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,0% yoy


Selasa, 04 Februari 2020 / 16:40 WIB
LPEM FEB UI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,0% yoy
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat di Terminal Petikemas Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (3/1).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universtias Indonesia (LPEM FEB UI) memprediksi pertumbuhan ekonomi pada keseluruhan tahun 2019 hanya mampu mencapai 5,0% atau lebih rendah dari target pemerintah yang sebesar 5,2% yoy.

"2019 memang bukan tahun yang baik untuk perekonomian, karena data menunjukkan terjadinya perlambatan ekonomi di seluruh dunia," tulis LPEM FEB UI dalam hasil analisisnya terkait pertumbuhan ekonomi.

Menurut mereka, ada beberapa hal yang menyebabkan tertahannya perekonomian global, yaitu menyusutnya volume perdagangan dunia, meningkatnya hambatan perdagangan antar negara, dan tingginya ketidakpastian, yang ini akhirnya juga memengaruhi Indonesia.

Sementara dari sisi domestik, motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah konsumsi rumah tangga. Namun, di sepanjang tahun 2019 ini, LPEM UI memprediksi bahwa pertumbuhan konsumsi hanya akan mentok di 5,08% yoy.

Baca Juga: Ada sejumlah saham yang sudah oversold, apa saran analis?

Ini disebabkan oleh lemahnya permintaan domestik yang terlihat dari penurunan yang terjadi di hampir seluruh subsektor dalam konsumsi, kecuali konsumsi kesehatan dan pendidikan yang terlihat meningkat di kuartal III-2019 menjadi 7,34% yoy.

Selain itu, LPEM FEB UI juga melihat adanya perlambatan konsumsi swasta di kuartal IV-2019 yang disebabkan oleh pola musiman, yaitu setelah adanya pengeluaran signifikan pada pertengahan tahun 2019 yang disebabkan oleh hari raya Idul Fitri dan pemilihan umum.

Dari sisi investasi, investasi yang diukur dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat melambat pada kuartal III-2019 menjadi 4,2% yoy. Dengan melihat hal itu, LPEM pun memprediksi bahwa pertumbuhan riil investasi pada keseluruhan tahun 2019 hanya akan mencapai 4,8% yoy.

Ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan investasi pada tahun lalu yang mencapai 6,7% yoy. "Penurunan ini terjadi akibat tren kegiatan bisnis yang lesu serta berlanjutnya pemberhentian sementara proyek-proyek infrastruktur," jelas mereka.

Baca Juga: Korban virus corona di luar China bertambah, kekhawatiran dampak ekonomi kian menjadi

Apalagi, seperti yang kita ketahui, 74% dari PMTB adalah untuk bangunan dan struktur bangunan yang pertumbuhannya pun melambat pada kuartal III-2019 menjadi 5,03% yoy dari 5,46% yoy di kuartal sebelumnya.

Untuk selanjutnya, LPEM UI berharap agar dengan adanya upaya pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang lebih baik, khususnya implementasi omnibus law, bisa dicapai dalam waktu dekat.

Dari sisi perdagangan, LPEM UI memang melihat adanya peningkatan pada neraca perdagangan. Namun, peningkatan tersebut rupanya masih belum bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019.

"Ini karena perbaikan neraca perdagangan pada tahun 2019 tidak menunjukkan ekspor yang lebih tinggi, melainkan penurunan impor yang lebih dalam daripada penurunan ekspor," tutur mereka.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total ekspor pada tahun 2019 adalah sebesar US$ 167,53 miliar atau menurun dari total ekspor sepanjang tahun 2018 yang mencapai US$ 180,01 miliar. Sementara itu, impor di sepanjang tahun 2019 tercatat US$ 170,72 miliar atau lebih rendah dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 188,71 miliar.

Baca Juga: Setoran hingga Rp 216 triliun, investasi manufaktur tengah didorong

Dengan melihat kondisi ini, LPEM UI pun menilai bahwa Indonesia butuh meningkatkan kinerja ekspor untuk bisa memacu pertumbuhan. Apalagi, saat ini profil ekspor Indonesia masih belum cukup bervariasi untuk menemukan sumber pertumbuhan baru guna meningkatkan neraca dagang.

Sementara untuk ke depannya, LPEM UI masih melihat adanya tantangan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020. Namun, LPEM UI masih yakin bahwa pemerintah masih punya modal cukup untuk mendukung perekonomian.

Selain itu, LPEM UI juga menilai Bank Idonensia (BI) telah mengeluarkan bauran kebijakan yang baik dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan memangkas suku bunga kebijakan hingga 100 basis poin (bps) di sepanjang tahun 2019.

Baca Juga: Alarm Manufaktur

Melihat hal itu, LPEM UI pun memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun ini bis berada dalam kisaran 5,0% - 5,2% yoy atau sedikit lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan pemerintah yang sebesar 5,3% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×