kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

LPEM FEB UI Harap BI Tahan Suku Bunga Acuan, Ini Alasannya


Kamis, 19 Oktober 2023 / 12:58 WIB
LPEM FEB UI Harap BI Tahan Suku Bunga Acuan, Ini Alasannya
ILUSTRASI. LPEM FEB UI Harap BI Tahan Suku Bunga Acuan, Ini Alasannya


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. LPEM FEB UI meminta Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur BI Oktober 2023. 

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengungkapkan, langkah mempertahankan suku bunga acian di level 5,75% ini dengan melihat kondisi ketidakpastian global. 

Salah satunya muncul dari kondisi Amerika Serikat (AS), yaitu adanya potensi kenaikan suku bunga acuan dalam beberapa bulan mendatang. 

Baca Juga: Strategi Bank Indonesia Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi Global

"Ini mengakibatkan lonjakan arus modal keluar dari pasar Indonesia selama beberapa pekan terakhir," terang Riefky kepada Kontan.co.id, Kamis (19/10). 

Seperti yang terlihat dalam penjualan saham dan aset obligasi senilai US$ 1,35 miliar antara pertengahan September 2023 dan pertengahan Oktober 2023. 

Ini akan membawa tekanan pada nilai tukar rupiah. Bahkan, Riefky menilai ketidakpastian akan berlanjut untuk beberapa waktu ke depan sehingga memberi tantangan tersendiri bagi bank sentral. 

Baca Juga: Ketidakpastian Masih Membayangi Ekonomi Global, BI Siapkan Strategi Ini

Sementara itu, dari sisi inflasi, inflasi tetap rendah di bawah 3% yoy pada September 2023.  Namun, inflasi perlu dijaga di tengah beragam tantangan, terutama fenomena El Nino yang bisa mengancam suplai pangan. 

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Riefky mengungkapkan perlunya BI untuk menjaga rupiah. Sembari menjaga selisih suku bunga acuan dengan The Fed.  "Sembari, BI menjalankan kebijakan makroprudensial untuk menstabilkan tekanan jangka pendek pada tingkat harga dan nilai tukar," tandas Riefky. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×