kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Likuiditas Perekonomian Melambat pada Februari 2022


Sabtu, 26 Maret 2022 / 21:40 WIB
Likuiditas Perekonomian Melambat pada Februari 2022


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada bulan Februari 2022. Bank Indonesia (BI) mencatat, M2 pada bulan Februari 2022 sebesar Rp 7.672,4 triliun, atau lebih tinggi dari Rp 7.631,6 triliun pada bulan Januari 2022. 

Meski meningkat, pertumbuhan M2 pada bulan Februari 2022 nampak lebih rendah dari bulan sebelumnya. Dengan nominal tersebut, M2 tumbuh 12,5% yoy, lebih rendah dari pertumbuhan 12,8% yoy pada bulan Januari 2022. 

“Perlambatan pertumbuhan M2 terutama disebabkan oleh melambatnya uang kuasi,” tutur Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam laporannya, Kamis (24/3). 

Erwin memerinci, uang kuasi dengan pangsa 44,0% dari M2 tercatat sebesar Rp 3.374,5 triliun, atau lebih rendah dari Rp 3.385,0 triliun pada bulan Januari 2022. 

Baca Juga: Pemerintah Menyusun Transformasi Ekonomi Digital yang Inklusif dan Berkelanjutan

Bila dilihat dari pertumbuhannya pun, uang kuasi pada Februari 2022 terpantau tumbuh 5,9% yoy, atau lebih rendah dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang mencapai 7,8% yoy. 

Perlambatan uang kuasi terjadi pada seluruh komponennya, baik simpanan berjangka yang tumbuh 2,3% yoy setelah sempat tumbuh 3,9% yoy pada bulan sebelumnya, kemudian tabungan lainnya yang tumbuh 12,3% yoy atau melambat dari 12,5% yoy, maupun giro valas yang tumbuh 26,1% yoy atau merosot dari 31,8% yoy pada Januari 2022. 

Di sisi lain, komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan surat berharga selain saham tumbuh meningkat, sehingga menahan perlambatan M2. 

M1 dengan pangsa 55,7% terhadap M2 tercatat Rp 4.274,4 triliun atau tumbuh 18,3% yoy. Ini lebih tinggi dari nominal maupun pertumbuhan M1 pada Januari 2022 yang tercatat Rp 4.223,6 triliun atau tumbuh 17,1% yoy.

Baca Juga: Berakhirnya Burden Sharing Bisa Berdampak Positif Untuk Obligasi Negara

Peningkatan terjadi pada uang kartal dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu. 

Peredaran uang kartal pada Februari 2022 tercatat sebesar Rp 796,1 triliun atau tumbuh 14,0% yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 7,4% yoy.  “Peningkatan kartal sejalan dengan meningkatnya kebutuhan kartal masyarakat pada momentum long weekend pada akhir Februari 2022,” jelas Erwin. 

Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu tercatat Rp 2.078,6 triliun atau tumbuh 13,7% yoy, meningkat dibandingkan pertumbuhan 12,5% yoy pada Januari 2022. 

Sayangnya, pertumbuhan M1 ini sedikit tertahan oleh giro rupiah yang tumbuh 28,8% yoy, atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang mencapai 31,9% yoy. 

Ini sejalan dengan perlambatan pertumbuhan giro rupiah, yang didorong oleh perlambatan pertumbuhan dana float (saldo) uang elektronik. Saldo uang elektronik tercatat sebesar Rp 10,5 triliun atau tumbuh 36,9% yoy, lebih rendah dari pertumbuhan Januari 2022 yang sebesar 39,0% yoy.  

Sementara itu, komponen surat berharga selain saham tercatat Rp 23,6 triliun atau tumbuh 17,5% yoy, lebih tinggi dari bulan Januari 2022 yang tercatat Rp 23,1 triliun atau tumbuh 8,4% yoy. 

Ini sehubungan dengan perkembangan kewajiban akseptasi bank terhadpa sektor swasta domestik, sertifikat deposito, dan obligasi dengan jatuh tempo di bawah 1 tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×