Reporter: Rika Panda | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) akan mulai melelang 10 proyek prioritas ruas jalan tol di 2012 dan 2013. Proyek ini akan ditawarkan kepada badan usaha atau perusahaan kontraktor swasta.
Lelang proyek pembangunan infrastruktur jalan tol ini baru akan mulai jika pembebasan lahan telah rampung. Peraturan ini diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 56 Tahun 2011 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.
"Sudah sampai mana tahapan atau prosesnya saya belum tahu," ujar Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU, Ahmad Ghani Gazali, Jumat (25/11).
Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Bambang Goeritno, menambahkan, pemerintah juga menawarkan proyek pembangunan enam ruas tol kepada swasta. Keenam proyek tol tersebut tergabung dalam program MP3EI.
Keenam proyek tersebut di antaranya ruas Tol Binjai – Medan senilai Rp 1,2 triliun, Pekanbaru – Kandis Dumai senilai Rp 8 triliun, Tol Pandaan – Malang senilai Rp 2,2 triliun, Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (Cisumdawu) senilai Rp 5 triliun, Tol Soreang – Pasir Koja senilai Rp 918 miliar dan Tol Kuala Namu – Tebing Tinggi senilai Rp 1,75 triliun.
Sebelumnya Menteri Kementerian Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, mengatakan, pemerintah menawarkan banyak proyek infrastruktur. "Untuk itulah diperlukan peran jasa konstruksi andal, bekerja cepat, kualitas baik, professional dan mampu bersaing di luar negeri," katanya.
Selain itu, Djoko menekankan pentingnya peranan pemangku kepentingan di sektor industri konstruksi, terkait meningkatnya anggaran yang dipercayakan kepada Kementerian PU.
Pada pameran konstruksi Indonesia 2011 yang berlangsung hingga hari ini (25/11), Ketua Umum Asosiasi Kontraktor Indonesia, Sudarto, bilang, ada enam ruas tol yang ditawarkan oleh pemerintah.
Contohnya adalah perusahaan BUMN seperti Pembangkit Listrik Negara (PLN) yang menawarkan proyek infrastruktur sebesar Rp 80 triliun. "Angkasa Pura 1 dan 2 juga masing-masing menawarkan proyek sebesar Rp 5 triliun," ujarnya.
Tantangan di industri konstruksi adalah sinergi dengan bidang lainnya yang saling berhubungan. Seperti masalah finansial mengenai pendanaan, perpajakan, asuransi, dan manufaktur pendukung lainnya," kata Sudarto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News