kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lawatan Jokowi ke 3 Negara ASEAN, Ekonom Nilai Bisa Kerek Investasi Masuk


Minggu, 14 Januari 2024 / 19:25 WIB
Lawatan Jokowi ke 3 Negara ASEAN, Ekonom Nilai Bisa Kerek Investasi Masuk
Presiden Joko Widodo bertemu Presiden Ferdinand Marcos Jr. di Istana Malaca?ang, Manila, Filipina, pada Rabu, 10 Januari 2024.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

Sementara secara bilateral, baik dengan Philipina, Brunei, dan Vietnam, Ronny menyebut potensi kerja sama perdagangan dengan Indonesia cukup besar. Bahkan Indonesia selama ini sering mengimpor beras dari Vietnam. 

"Jadi selama Jokowi dan pemerintah bisa berbagai fokus, tidak saja fokus ekspor ke negara besar seperti China, Amerika, Jepang, atau Uni Eropa, tapi juga fokus ke negara-negara tetangga, potensi Indonesia memperbesar volume perdagangan luar negeri sangat besar," jelas Ronny. 

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, saat kunjungan di Filipina Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. 

Pertemuan dengan Presiden Marcos Jr membahas beberapa hal. Di antaranya di bidang politik dan keamanan Presiden Jokowi dan Presiden Marcos Jr. sepakat untuk memperkuat kerja sama perbatasan, termasuk melalui patroli bersama. 

Baca Juga: Presiden Joko Widodo akan Bertemu Joe Biden di Gedung Putih Apa yang Dibahas?

Presiden Jokowi kata Retno menyampaikan pentingnya mendorong percepatan revisi Border Patrol Agreement, Border Crossing Agreement untuk mengatasi dinamika tantangan dan perubahan struktur. Kemudian mendorong penyelesaian batas landas kontinen antar kedua negara serta penguatan kerja sama pertahanan termasuk pengadaan alutsista.

Kemudian di bidang ekonomi, selama 5 tahun terakhir volume perdagangan kedua negara terus meningkat bahkan naik lebih dari 16% pada tahun 2022. Di mana angka perdagangan bilateral, jumlahnya sudah melampaui lebih dari US$ 10 miliar dengan surplus berada di pihak Indonesia.

"Bapak Presiden dan Presiden Marcos Jr. membahas isu perdagangan ini dan sepakat untuk terus saling membuka akses pasar baik untuk komoditas Filipina ke Indonesia maupun sebaliknya," kata Retno. 

Secara khusus, Retno menyebut Indonesia mengharapkan dukungan Filipina untuk meninjau kembali special safeguard measures terhadap produk kopi Indonesia sehingga kebijakan tersebut dapat segera dicabut.

Selain itu, Presiden Jokowi kata Retno juga menyampaikan apresiasi atas kepercayaan Filipina pada BUMN Indonesia untuk berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur penting di Filipina serta mendorong percepatan groundbreaking North-South Commuter Railway Project.

Baca Juga: Presiden Jokowi Mengecam Keras Tindak Kekerasan yang Terjadi di Gaza

Kemudian saat kunjungan bilateral ke Vietnam Retno mengatakan Indonesia dan Vietnam menghasilkan enam kesepakatan penguatan kerja sama.

Pertama di bidang perdagangan Presiden Jokowi dan PM Pham Minh Chinh menyambut baik tercapainya target perdagangan US$ 10 Miliar. Hal tersebut  ditindaklanjuti dengan kesepakatan untuk terus meningkatkan perdagangan serta meningkatkan perluasan akses pasar dan pengurangan hambatan perdagangan. 

"Untuk mencapai hal tersebut, kedua pemimpin menyampaikan bahwa target perdagangan ke depan adalah lebih tinggi dari US$ 15 miliar pada tahun 2028," kata Retno.

Kedua, di bidang investasi, Indonesia meminta dukungan PM Chinh untuk terus mendorong iklim investasi yang kondusif yang mengutamakan aspek pelindungan terhadap investor, terutama investor dari Indonesia. 

Hal tersebut berkaca pada banyaknya investor Indonesia yang sudah beroperasi di Vietnam. "Dan ini menunjukkan keberpihakan Bapak presiden terhadap para Investor Indonesia yang melakukan kegiatan di luar negeri," imbuh Retno. 

Baca Juga: Presiden Jokowi Kunjungan Kerja ke New Delhi, Akan Hadiri KTT G20 India

Ketiga, pada bidang ketahanan pangan Retno mengatakan Presiden Jokowi dan PM Chinh sepakat untuk mendorong kerja sama pertanian melalui kerja sama komoditas pangan strategis termasuk penelitian, pengendalian mutu dan smart farming.

Keempat, pembahasan  mengenai kerja sama perikanan. Di mana Indonesia mengapresiasi atas meningkatnya ekspor sektor perikanan ke Vietnam hingga hampir dua kali lipat pada tahun 2022. 

"Bapak Presiden dan PM Chinh juga sepakat pentingnya upaya bersama untuk terus mendorong kolaborasi dan investasi termasuk untuk kemajuan industri perikanan dan upaya untuk pemberantasan IUU fishing," kata Retno. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×