Sumber: TribunNews.com | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi demo para supir truk yang menolak kebijakan truk kelebihan muatan dan berdimensi lebih atau over dimension-over load (ODOL) di berbagai daerah rupanya telah memicu kenaikan harga beras.
Wakil Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia Billy Haryanto menyatakan pada hari Rabu (23/2), beras yang masuk ke Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur ternyata kurang dari 1.000 ton. Padahalnya idealnya sehari rata-rata bisa sebanyak 2.500 ton per hari.
Akibat dari kekurangan pasokan beras tersebut, kata Billy, harga jual beras menjadi meningkat. "Saat ini harga beras naik di angka Rp 200 sampai Rp 300 per kilogram. Kebijakan ODOL ini lebih banyak mudaratnya, semua logistik bermasalah, bukan hanya beras," kata Billy, Rabu (23/2).
Baca Juga: Kalangan Pengusaha Minta Kebijakan Zero ODOL Ditunda hingga 2025
Selain beras, Billy menyebut harga komoditas lain di Jakarta seperti cabai turut terkerek naik gara-gara kebijakan ODOL.
Oleh sebab itu, Billy pun meminta pemerintah meninjau kembali kebijakan tersebut agar alur logistik kembali normal.
"Ini kebijakan ekstrim, dampaknya juga cukup ekstrim," kata Billy.
Diketahui, sopir angkutan barang di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat menggelar demo memprotes aturan Kementerian Perhubungan tentang muatan truk obesitas atau over dimension over loading (ODOL).
Adapun Kementerian berencana menerapkan kebijakan zero ODOL mulai 1 Januari 2023. Sopir meminta pemerintah mengkaji ulang aturan larangan truk ODOL, karena dinailai merugikan perusahaan pengangkutan.
Artikel ini telah terbit di Tribunnews.com dengan judul: Aksi Demo Tolak Aturan Odol Memicu Kenaikan Harga Beras di Pasar Induk Cipinang
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News