kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Larang tiket KA naik, DPR tambah subsidi


Kamis, 16 Mei 2013 / 07:43 WIB
Larang tiket KA naik, DPR tambah subsidi
ILUSTRASI. Free Fire (FF) sedang maintenance hari ini, jangan login dulu Survivors!


Reporter: Fahriyadi | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui usulan Kementerian Perhubungan untuk menambah dana subsidi bagi PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk operasional kereta rel listrik (KRL) di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Tapi DPR meminta PT KAI tidak menghapus atau menaikkan harga tiket KRL ekonomi, meskipun ada tambahan fasilitas pendingin ruangan (AC).

Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Komisi V, Muhidin M. Said, Rabu (15/5) saat rapat dengar pendapat antara Komisi V DPR dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT KAI, Rabu (15/5). "DPR setuju penambahan dana PSO untuk pengalihan KRL Ekonomi ke AC," katanya.

DPR meminta pemerintah dan PT KAI menetapkan tarif dasar sebagai acuan perhitungan tambahan dana PSO. "Kami mau perubahan dari KRL Ekonomi ke KRL AC ini tidak sampai menaikkan harga tiket," tandas Muhidin.
Hanya, persetujuan DPR ini ibarat cek kosong. Sebab tidak menyebutkan secara pasti berapa besar dana tambahan subsidi untuk melaksanakan layanan publik atau public service obligation (PSO). DPR pilih menyerahkan perhitungannya kepada Menteri Keuangan sesuai dengan kemampuan kas negara.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Tunjung Inderawan menyebut tahun ini pemerintah mengalokasikan dana PSO bagi PT KAI sebesar Rp 704 miliar. Dari total subsidi ini yang dialokasikan untuk KRL ekonomi cuma Rp 156 miliar. Padahal dalam hitungan KAI kebutuhan PSO agar bisa meningkatkan layanan tapi tak perlu menaikkan harga tiket KRL ekonomi, PSO yang dibutuhkan khusus KRL ekonomi Jabodetabek Rp 387,1 miliar.

KRL ekonomi memang menjadi salah satu urat nadi penggerak ekonomi di Jabodetabek. Moda transportasi massal yang satu ini menjadi andalan bagi pekerja yang berpenghasilan menengah bawah. Saat ini daya angkut KRL Jabodetabek baru mencapai 500.000 orang per hari, naik dari 200.000 orang per hari pada 2008 lalu.

Direktur Utama PT KAI Ignatius Jonan menyebutkan, KAI mendapat mandat dari pemerintah agar bisa mengangkut 1,2 juta penumpang per hari pada 2018 mendatang. "Ini bisa dicapai asal ada peningkatan layanan seperti perbaikan stasiun dan KRL Ekonomi diganti KRL AC," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×