Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ketidakpastian global, kondisi inflasi pun melonjak di berbagai negara. Bank Indonesia (BI) pun mengaku, ada potensi inflasi Indonesia pada tahun 2022 turut meningkat dan melebihi batas atas kisaran sasaran yang ditetapkan.
Kisaran sasaran inflasi yang ditetapkan baik oleh pemerintah maupun BI adalah 2% yoy hingga 4% yoy pada tahun ini. Nah, dengan kondisi terkini, Gubernur BI Perry Warjiyo pun memperkirakan inflasi akan berada di 4,2% yoy.
“Inflasi akan sedikit lebih tinggi dari batas atas kisaran sasaran. Kami perkirakan, inflasi akan berada di kisaran 4,2% yoy,” tegas Perry di hadapan Bank Dunia, Rabu (22/6), dalam pertemuan secara daring.
Baca Juga: Bank Dunia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Bisa Kurang Dari 5%
Meski berpotensi melewati batas, Perry mengklaim kondisi inflasi Indonesia masih lebih baik daripada peningkatan harga di negara-negara lain. Pasalnya, BI dan pemerintah sigap singsingkan lengan untuk menekan pergerakan harga di dalam negeri.
Dari sisi pemerintah, pemerintah memperkuat daya beli masyarakat dengan memberikan subsidi dan bantuan sosial. Subsidi yang diberikan pemerintah juga menjaga agar harga-harga energi dalam negeri tidak meroket.
Dari sisi BI, BI sudah melakukan pengurangan likuiditas di perbankan lewat peningkatan tarif giro wajib minimum (GWM), seperti yang telah dijadwalkan. Namun, langkah ini diyakini tetap tidak akan mengurangi kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit maupun membeli surat berharga negara (SBN).
Baca Juga: RDG Bank Indonesia Berlangsung, Ini Antisipasi Bunga BTN dan Bank Mandiri
Selain itu, BI dan pemerintah berkolaborasi lewat tim pengendalian inflasi (TPI) baik pusat maupun daerah untuk menjaga suplai. Salah satu kunci dalam menjaga inflasi memang menjaga suplai memadai dalam memenuhi permintaan masyarakat.
Lebih lanjut, dengan langkah yang diambil tersebut, Perry optimistis inflasi akan mereda. Sehingga, pada tahun 2023, inflasi akan kembali ke kisaran sasaran yang sebesar 2% yoy hingga 4% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News