Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Handoyo .
Untuk target pengembangan dermaga sendiri, Natanael bilang pihaknya aman menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup terlebih dahulu, barulah pengembangan dermaga akan dieksekusi lebih lanjut.
Di kawasan KEK Sorong sendiri, sudah ada 4 perusahaan yang sudah beroperasi di atas lahan seluas 30 hektare (ha). Padahal, luas lahan keseluruhan dari KEK Sorong sendiri ada lebih dari 500 ha. Sampai sejauh ini, total investasi yang baru masuk ke dalam KEK Sorong baru mencapai sekitar Rp 500 miliar dari target Rp 32,5 triliun.
Untuk target ke depan, Natanael berharap agar PT Aneka Tambang (Antam) bisa segera menanamkan modalnya di sana. Pasalnya, jika Antam sudah mulai menanamkan modalnya, maka akan banyak perusahaan lain yang juga akan menanamkan modal mereka.
Baca Juga: Luhut tidak ingin ada pengembangan perkebunan sawit di wilayah Papua
"Kami harap trigger pemicu paling besar kontribusinya adalah Antam. Kenapa? Karena Antam itu menggunakan raw material-nya itu dari gag nikel yang berasal dari wilayah Papua. Jadi mereka harus bangun smelter di wilayah Papua. Harus ada yang jadi pionir, kalau tidak ada yang bersedia jadi pionir yang lain akhirnya hanya wait and see," paparnya.
Sampai saat ini, kata Natanael, sudah ada 10 perusahaan yang sedang menunggu penanaman modal dari Antam. Apabila Antam sudah masuk, maka barulah seluruh perusahaan tersebut mengikuti.
Ia juga mengungkapkan, pihaknya sudah membicarakan hal ini lebih lanjut dengan Antam. Namun, masih ada kalkulasi yang belum selesai, sehingga Antam belum bisa menanamkan modalnya di Papua. "Mereka masih ada hitung-hitungan. Kalkulasinya karena mereka akan kongsi dengan China segala macam, tinggal kongsinya ini kami nggak tau bagaimana," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News