Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi yang terjadi pada 2022 akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) melambat. Perlambatan inflasi tersebut terjadi karena antisipasi pemerintah melalui sejumlah program.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, penyesuaian harga BBM pada 3 September 2022 menjadi pemicu inflasi pada September 2022 sehingga memengaruhi inflasi sepanjang 2022.
Adapun inflasi Indonesia sepanjang 2022 mencapai 5,51%, sedangkan inflasi pada September 2022 secara tahunan sebesar 5,95%.
Margo menerangkan, Indonesia sempat mengalami inflasi sebesar 17,11% pada 2005, sedangkan 8,38% dan 8,36% terjadi pada 2014 akibat penyesuaian harga BBM.
Baca Juga: Ekonom Proyeksikan Target Kemiskinan pada 2022 Meleset, Ini Pemicunya
Namun, dia mengatakan pemerintah melalui berbagai program bantuan dapat menekan laju inflasi di September 2022 sehingga tak setinggi pada periode sebelumnya.
Adapun pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp 24,17 triliun untuk melakukan sejumlah skema antisipasi inflasi pada September 2022 akibat kenaikan harga BBM.
"Berupa bantuan langsung tunai Rp 150.000 selama 4 bulan untuk 20,65 juta keluarga penerima manfaat," ucap dia dalam rilis berita resmi statistik pada Senin (16/1).
Baca Juga: Angka Kemiskinan Bisa Ditekan pada 2023 Jika Sejumlah Syarat Ini Terpenuhi
Selain itu, Margo menyebut pemerintah juga mengeluarkan bantuan subsidi upah sebesar Rp 600.000 untuk 16 juta pekerja dengan gaji di bawah Rp 3,5 juta yang diberikan satu kali.
Selanjutnya, pemerintah daerah juga mendukung melalui 2% dana dan alokasi khusus untuk mengurangi dampak penyesuaian harga BBM. "Berupa perlindungan sosial, penciptaan lapangan kerja, dan subsidi sektor transportasi, seperti angkutan umum hingga UMKM," kata dia.
Oleh karena itu, Margo menyebut intervensi pemerintah terkait inflasi cukup berhasil karena dilihat dari trennya inflasi hanya mencapai angka 5,51% pada 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News