Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom menyebut tingkat kemiskinan di Indonesia bisa turun pada 2023 dengan sejumlah syarat salah satunya bisa menekan inflasi. Dengan demikian, dapat mencapai target yang telah direncanakan pemerintah sebesar 7,5% sampai 8,5%di tahun 2023.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan penekanan angka inflasi menjadi salah satu syarat menekan kemiskinan.
"Sebab, angka inflasi akan memengaruhi penghitungan garis kemiskinan dan pada muaranya akan mempengaruhi penghitungan dari jumlah penduduk miskin," ucap dia kepada Kontan, Senin (16/1).
Baca Juga: Bertambah, Jumlah Penduduk Miskin Per September 2022 Sebanyak 26,36 Juta Orang
Selanjutnya, Yusuf menyebut tingkat kemiskinan pada 2023 juga akan dipengaruhi oleh kemampuan pemerintah dalam menyerap atau menyediakan lapangan kerja untuk angkatan kerja yang diperkirakan akan mengalami peningkatan.
Dia mengatakan angkatan kerja juga berpotensi bertambah jika tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang sebenarnya terjadi di akhir tahun 2022 kembali berlanjut pada 2023.
Selain itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan masih akan berada pada level pertumbuhan 5% pada 2023 berpotensi bisa menekan laju tingkat kemiskinan. "Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi bisa membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat," kata dia.
Baca Juga: Jokowi: Saya Selalu Titip Jangan Menggunakan Politik Identitas
Jika hal tersebut dilakukan, tentu akan membantu pemerintah untuk mencapai target tingkat kemiskinan 2023.
Selain itu, Yusuf menerangkan program bantuan sosial yang masih berjalan, terutama untuk kelompok menengah ke bawah, juga akan mempengaruhi capaian pemerintah untuk mencapai target tingkat kemiskinan 2023.
"Menurut saya, untuk mencapai target kemiskinan di tahun ini tidak mudah, tetapi pemerintah punya amunisi yang bisa dioptimalkan untuk mencapai target tersebut," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News