kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

La Nina Datang, Produksi Cabai, Bawang Merah Hingga Tomat Akan Terganggu


Minggu, 24 Maret 2024 / 14:47 WIB
La Nina Datang, Produksi Cabai, Bawang Merah Hingga Tomat Akan Terganggu
ILUSTRASI. La Nina dipastikan akan berdampak kembali pada sektor pangan khususnya produk hortikultura cabai, bawang merah hingga tomat. . ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/foc.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hujan ekstrem atau La Nina diprediksi akan segera menggantikan El-Nino. 

Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (CORE) Eliza Mardian mengingatkan kepada pemerintah hadirnya La Nina dipastikan akan berdampak kembali pada sektor pangan khususnya produk hortikultura cabai, bawang merah hingga tomat. 

"Tanaman ini tidak tahan dengan genangan dan akan mudah busuk, dan berkembang penyakit hingga gagal panen," kata Eliza pada Kontan.co.id, Minggu (24/3). 

Baca Juga: Potensi Datangnya La Nina, Sektor Agribisnis di Indonesia Siap Hadapi Ujian

Eliza menegaskan perlu langkah mitigasi agar komoditas tersebut khususnya cabai tidak menyumbang inflasi tinggi ke depan. 

Di level hulu, pemerintah yaitu Kementerian Pertanian (Kementan) harus mulai intens mendampingi para petani untuk mencegah kegagalan panen. 

Adapun hal yang perlu dipastikan adalah penyediaan varietas benih yang tahan hama penyakit, pengaturan jarak tanam, hindari menanam di lahan yang rentan genangan, membuat bedengan yang tinggi dan pemantauan secara rutin. 

Selain itu, pemerintah juga memastikan pendampingan petani untuk pembuatan drainase yang baik dan secara aktif memantau perkembangan hama dan penyakit. 

"Jika muncul gejala, maka pemerintah dan perguruan tinggi bekerjasama untuk menganalisa dan memberikan rekomendasi untuk menanganinya," jelas Eliza. 

Sementara di tingkat hilir, pemerintah harus memastikan kelancaran distribusi dari sentra produksi ke pasar induk. 

"Pemantauan dan managemen stok yang baik mutlak diperlukan untuk meredakan fluktuasi harga dan inflasi dapat terkendali," jelas Eliza. 

Baca Juga: Dampak El Nino Masih Terasa, BISI Optimistis Kinerja Tetap Tumbuh pada 2024

Selanjutnya, pemerintah perlu memastikan adanya mekanisme asuransi bagi pag petani berdasarkan cuaca, bukan klaim penurunan produksi. 

Melalui kemudahan ini petani tidak akan ragu mengikuti skema asuransi dari pemerintah karena kemudahan klaimnya.  Dengan demikian, petani juga tidak akan ragu melakukan penanaman untuk memastikan stok. 

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena El-Nino akan segera menuju netral, pada periode Mei-Juli 2024. 

Berakhirnya El-Nino, lanjut BMKG, bakal digantikan oleh kehadiran La Nina dalam skala rendah, pada periode Juli-September 2024. 

 
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×