kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Prediksi BMKG La Nina Akan Terjadi Tahun Ini, Menganggu Produksi Pangan Lagi?


Rabu, 06 Maret 2024 / 06:14 WIB
Prediksi BMKG La Nina Akan Terjadi Tahun Ini, Menganggu Produksi Pangan Lagi?
ILUSTRASI. Petani memanen padi menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) di areal persawahan lumbung pangan nasional 'Food Estate' di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Selasa (2/2/2021). Petani di daerah itu mengaku mengalami penurunan hasil panen sebanyak 75 persen yang biasanya mendapatkan 4,5 hingga 5 ton kini hanya 1,8 ton per hektare akibat diserang hama, angin kencang, dan hujan serta pola tanam baru. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/hp.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah kemarau panjang atau El Nino, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kini memprediksi fenomena La Nina atau hujan ekstrem akan terjadi di semester dua tahun ini. 

Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG) Supari mengingatkan fenomena La Nina mungkin akan kembali berdampak pada sektor pangan dalam negeri khususnya pada komoditas hortikultura. 

"Saat La Nina bagi tanaman padi mungkin bagi lebih baik, tapi bagi tanaman hortikultura sayur-sayuran, cabai, kentang itu curah hujan berlimpah bisa berdampak," jelas Supari dalam diskusi daring bertajuk Bahan Pokok Mahal: Pentingnya Kebrlanjutan Pangan di Tengah Krisis Iklim, Selasa (5/3). 

Baca Juga: Bapanas: Minyak Goreng Ada Kenaikan Harga Tapi Masih Wajar

Meski begitu untuk saat ini BMKG masih belum dapat meprediksi bagaimana level dari La Nina pada tahun ini. 

Lebih lanjut, Sapari menjelaskan, dalam 10 tahun terakhir kondisi perubuhan iklim ekstrem memang menjadi tantangan di sektor pangan dalam negeri. 

Bahkan pada tahun 2015 dan 2019 ada El-Nino kuat, kemudian selama 2020-2022 terjadi La Nina berturut-turut, berikutnya El-Nino pada tahun 2023 dan tahun ini di prediksi ada La Nina. 

"Jadi kita dalam 10 tahun terakhir lebih sering menghadapi cuaca ekstrem dari pada kondisi normal," kata Supari. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×