kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kubu Jokowi bantah BPN Prabowo-Sandi soal pembangunan infrastruktur


Minggu, 17 Maret 2019 / 19:46 WIB
Kubu Jokowi bantah BPN Prabowo-Sandi soal pembangunan infrastruktur


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  Direktur Program TKN Jokowi-Ma'ruf Aria Bima menanggapi komentar pihak  Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto -Sandiaga Uno yang menyebut bahwa Jokowi terbalik dalam pembangunan.

Aria Bima mengatakan, dengan adanya pembangunan infrastruktur yang saat ini sudah berjalan, mampu merubah perilaku masyarakat.

"Jadi ini apakah telur dulu atau ayam dulu ya, Jakarta - Sukabumi dulu 6 jam, sekarang 2 jam. Dengan 2 jam itu akan ada revolusi mental, akan mengubah perilaku menjadi produktif. Orang akan bisa memasarkan berbagai produk usaha kecil menengah mikronya dengan adanya infrastruktur," jelas Aria ditemui sebelum debat pada Minggu (17/3).

Aria menyebut bahwa banyak manfaat yang sudah dirasakan masyarakat dari mulai bidang pertanian hingga kelautan. "Jadi antara infrastruktur dan manusia itu tidak bisa dinegasikan atau saling menegasikan, mereka saling ada keterkaitan antara pembangunan manusia dan infrastruktur," sambung Aria.

Memberikan contoh bahwa saat bagi yang 73 tahun tidak bisa menikmati energi listrik, saat itu listrik masuk ke desa terpencil khususnya daerah perbatasan infrastruktur listrik akan mengubah perilaku masyarakat.

Pembangunan jalan tol juga bukan hanya mengurai kemacetan, jalan tol disebut mengubah daerah yang terisolasi menjadi daer

Mengaikatkan dengan revolusi mental yang Jokowi usung sebelumnya Aria menjelaskan bahwa revolusi mental adalah bagaimana disampaikan dan diprogramkan dengan cara-cara membangun satu tradisi perilaku.

"Jadi ini yang dimaksudkan bahwa revolusi mental adalah sesuatu yang mendasar, yang harus dijungkir balikkan, yang dulu tidak mungkin sekarang menjadi mungkin," tambah Aria.

Lebih lanjut disebut bagaimana melihat wilayah perbatasan yang dulu menjadi beban ekonomi, sekarang masyarakat wilayah perbatasan sangat bangga.

"Menjadi sangat Indonesia tanpa dia harus di Jakarta. Orang Papua sudah merasa Indonesia tanpa dia harus ke Jawa. Bagaimana kita bangga mempunyai wilayah kelautan program ilegal fishing. Inilah yang dimaksudkan bahwa membangun revolusi mental dengan keteladanan para pemimpin. Membangun Indonesia sentris dari yang tadinya Jawa sentris, yang hanya Jabotabek sentris, itu kan revolusi mental," tegas Aria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×