Reporter: Yoliawan H | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2018 bisa sebesar 5,2%. Namun, ekonom melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sulit menyentuh 5,2%. Ekonomi diprediksi hanya akan tumbuh moderat di level 5,1%
Bhima Yudhistira, ekonom Indef mengatakan, cerminan pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2018 sudah terlihat pada bulan Juni 2018 lalu. Menurutnya, di momen libur panjang dan hari raya tersebut, tingkat konsumsi yang harusnya tinggi tidak terlihat.
“Seharusnya di bulan Juni 2018, konsumsi meningkat karena libur panjang serta tunjangan hari raya (THR) yang akan menstimulus konsumsi. Namun nyatanya tidak, inflasi inti 0,2% yang menunjukkan dorongan dari sisi permintaan masih yang lemah,” ujar Bhima saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Jumat (13/7). Nah, menurutnya. akan sulit pertumbuhan ekonomi untuk masuk ke level 5,1%, namun secara moderat masih bisa.
Disisi lain, manufaktur yang harusnya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nyatanya justru kian tertekan dengan fluktuasi rupiah, libur panjang, ketidakpastian global dan permintaan yang melambat. “Maka industri manufaktur belum bisa support padahal kontribusi ke produk domestik bruto (PDB) sebesar 20%,” ujar Bhima
Kendati demikian, pendorong ekonomi di semester II masih ada dari industri konstruksi karena terdorong proyek infrastruktur yang sedang dilakukan percepatan. Terlihat dari sisi impor kebutuhan bahan konstruksi yang meningkat. Diharapkan konstruksi dapat terus mendorong PDB walaupun porsinya tidak terlalu besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News