kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KSSK perkuat pantauan stabilitas sistem keuangan di tengah tekanan


Jumat, 20 Maret 2020 / 15:01 WIB
KSSK perkuat pantauan stabilitas sistem keuangan di tengah tekanan
ILUSTRASI. JAKARTA,22/01-STABILITAS SISTEM KEUANGAN. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) didampingi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kanan), menyampaikan keterangan pers seusai menggelar rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kementer


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus memantau kondisi stabilitas sistem keuangan di tengah volatilitas yang sangat besar saat ini.

Seperti yang diketahui, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi mendalam menembus Rp 16.000 per dollar AS sampai hari ini. Begitu juga dengan indeks saham (IHSG) yang sempat jatuh ke bawah level Rp 4.000 pada perdagangan hari ini.

Baca Juga: Antisipasi, Sri Mulyani siapkan skenario hingga terburuk ekonomi RI tumbuh 0%

Sri Mulyani menilai, gejolak pada pasar saham, pasar surat berharga negara (SBN), dan nilai tukar rupiah seluruhnya terjadi bersamaan dengan gejolak pada pasar keuangan di tingkat global.

“Kami melakukan berbagai tindakan untuk memastikan stabilitas sistem keuangan terjaga meskipun tekanannya sangat besar sampai dengan hari ini,” tutur Sri Mulyani yang juga Ketua KSSK itu, Jumat (20/3).

KSSK saat ini secara ketat memantau dan mengawasi kondisi likuiditas di pasar, kebutuhan valuta asing (valas), pergerakan pasar surat utang, pergerakan korporasi, hingga mengantisipasi dampak kredit macet (NPL) yang meningkat akibat tekanan pada perekonomian saat ini.

Baca Juga: Pajak penghasilan (PPh) jadi penyokong penerimaan pajak di awal 2020

“Semua ini sedang kita pantau dengan protokol yang sama dengan kondisi pada 2008-2009 lalu,” sambungnya.

Menurut Sri Mulyani, dampak wabah Covid-19 tidak hanya sangat besar pada sektor keuangan dan perekonomian tetapi juga pada sentimen psikologis pelaku ekonomi dan pelaku pasar.

Oleh karena itu, pemerintah khususnya KSSK meningkatkan level kewaspadaan menghadapi situasi perekonomian saat in dan memperhitungkan berbagai faktor dalam menjalankan protokol.

Baca Juga: Rencana perpanjangan masa reses DPR akan diputuskan besok, Jumat (19/3)

“Ini agar kita mampu meng- adjust dan merespon pergerakan dinamis ini. Kami juga terus melapor kepada Bapak Presiden mengenai langkah-langkah yang dilakukan […] Semua bekerja fokus untuk menangani masalah pandemik dan melindung masyarakat serta dunia usaha,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×