Reporter: Bidara Pink, Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon
Perbanyak emas
Sementara itu, berdasarkan data yang dilansir dari World Gold Council hari Senin (11/5) kemarin, cadangan emas BI masih berada di posisi US$ 4,32 miliar dan berada di peringkat ke 42 dari 100 negara di dunia dengan cadangan emas terbanyak.
Beberapa negara yang terdampak Covid-19 dengan masif pun rupanya masih menduduki peringkat atas kepemilikan emas terbanyak. Apalagi saat ini harga emas dunia masih tinggi yang berkisar US$ 1.709 per ons troi.
Pertama, Amerika Serikat (AS) yang memiliki cadangan emas senilai US$ 446,9 miliar. Disusul Jerman yang masih memiliki cadangan emas sebesar US$ 184,85 miliar, kemudian Italia memiliki cadangan emas sebanyak US$ 134,72 miliar.
Adapun negara-negara sejawat Indonesia juga masih memiliki kepemilikan emas yang lumayan. Meski begitu, cadangan emas mereka masih berada di bawah jumlah kepemilikan emas BI.
Seperti contohnya Malaysia yang memiliki cadangan emas sebanyak US$ 2,14 miliar, Kamboja yang sebesar US$ 681,33 juta, serta Myanmar sebanyak US$ 401,10 juta.
Ekonom Institut Kebijakan Strategis Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi menilai langkah yang BI lakukan sudah tepat. Lantaran bank sentral memang harus menaruh cadangan devisa di instrumen yang tidak berisiko dan yang terpenting tidak mengalami penurunan nilai.
Tambahan devisa yang terjadi pun karena BI membeli emas. "BI membeli emas untuk cadangan devisanya," katanya kepada KONTAN.
Ia pun berharap bank sentral untuk terus memupuk cadangan devisa emasnya karena negara ASEAN rata-rata punya cadangan emas yang besar.
Sedangkan Ekonom Bank BCA David Sumual memandang bahwa kenaikan cadangan devisa emas lebih disebabkan oleh harga emas yang naik dan bukan karena adanya peningkatan dari sisi volume. Ia mencatat tahun lalu harga emas naik hingga 25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News