Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan penyaluran kredit perbankan di tahun depan akan terakselerasi cukup tinggi. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan tingginya target investasi untuk mendodong pertumbuhan ekonomi tahun depan.
Ia memperkirakan, pertumbuhan kredit, baik kredit modal kerja maupun kredit investasi di tahun depan sekitar 15%-17%. Angka itu cukup ambisius mengingat kredit modal kerja dan kredit investasi megalami tren perlambatan sejak 2011 lalu.
Pihaknya mencatat, kredit modal kerja dan kredit investasi tahun 2011 lalu masing-masing tumbuh 21% dan 33%. Setelah itu, pertumbuhan tersebut terus melambat hingga tahun 2016 masing-masing tercatat 7% dan 8,6%.
Perlambatan tersebut lanjut Sri Mulyani, dipengaruhi oleh kejutan dari komoditas yang menurun. Itu juga membuat perbankan melakukan restrukturisasi pembiayaannya.
Namun ia memperkirakan puncak restrukturisasi terjadi di tahun lalu. "Maka 2017 baik bank dan korporasi siap ekspansi. Maka 2018 kami yakin kredit modal kerja dan kredit investasi mulai pulih," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi XI DPR mengenai Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2018, Selasa (13/6).
Sri Mulyani mengharapkan kredit modal kerja dan kredit investasi tahun ini masing-masing bisa tumbuh 11% dan 13%. Sehingga perkiraan pertumbuhan kredit sebesar 15%-17% bisa dicapai.
"Ini didasari kontribusi perbankan dalam funding untuk investasi. Kami tahu ini optomistis mengingat 2016 hanya tumbuh 7% dan 8,6%. Tetapi, kalau sudah restrukturisasi di 2016 sudah selesai maka ekspansi ini bukan sesuatu yang tidak mungkin," tambah dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News