kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KPK hadirkan mantan Ketua PPATK di sidang SIM


Jumat, 19 Juli 2013 / 12:43 WIB
KPK hadirkan mantan Ketua PPATK di sidang SIM
ILUSTRASI. Ini 5 Kelebihan Memiliki Tanaman Hias Monstera di Rumah


Reporter: RR Putri Werdiningsih |

JAKARTA. Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini (19/7) berencana menghadirkan mantan Ketua Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein dalam persidangan kasus simulator di Pengadilan Tipikor, Jakarta. Ia akan dimintai keterangan sebagai ahli tindak pidana pencucian dalam pemeriksaan terdakwa mantan Kakorlantas Polri Irjen Djoko Susilo.

"Iya benar, Insha’Allah saya akan hadir," kata Yunus ketika dikonfirmasi Kontan, Jumat, (19/7).

Rencananya selain Yunus, jaksa juga akan menghadirkan 6 ahli lain dalam persidangan hari ini. Mereka adalah Muhammad Novian, Prof Dr Edward Omar Sharif Hiariej, Setyabudi Arijanta, Edi Leksono, Toto Hardianto, Alwiyen Edison Situmorang. Hanya saja saat sidang dibuka pukul 10.30 tadi, baru 4 saksi yang hadir di Pengadilan Tipikor.

"Kalau ahli money laundry baru kami panggil setelah sholat Jumat," kata jaksa KMS A. Roni di Pengadilan Tipikor.

Hingga kini, di antara saksi tersebut hanya Toto Hardianto saja yang sudah bersaksi. Toto merupakan dosen Institut Teknologi Bandung yang mengetuai tim ahli simulator SIM. Kata dia, atas permintaan KPK, rektor ITB sampai membentuk tim yang terdiri dari berbagai ahli.

"Kasus simulator itu menyangkut berbagai disiplin ilmu, maka ITB membentuk tim khusus," terang Toto.

Seperti diketahui dalam kasus simulator Irjen Djoko diduga telah melakukan penyalahgunaan wewenang dan menguntungkan sejumlah pihak dalam proyek senilai Rp 196,8 miliar. Belakangan tak hanya kasus korupsi, ia pun diduga telah melakukan pencucian uang dengan menempatkan atau mengalihkan sejumlah hartanya pada kerabat maupun istrinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×