kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.783   12,00   0,08%
  • IDX 7.487   7,88   0,11%
  • KOMPAS100 1.159   4,22   0,37%
  • LQ45 919   5,86   0,64%
  • ISSI 226   -0,48   -0,21%
  • IDX30 474   3,57   0,76%
  • IDXHIDIV20 571   3,72   0,66%
  • IDX80 132   0,67   0,51%
  • IDXV30 140   1,16   0,83%
  • IDXQ30 158   0,67   0,43%

KPK & FBI garap pengalihan aset Johannes Marliem di USA dalam kasus proyek e-KTP


Selasa, 26 Februari 2019 / 18:04 WIB
KPK & FBI garap pengalihan aset Johannes Marliem di USA dalam kasus proyek e-KTP


Reporter: Mochammad Fauzan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah berupaya melakukan pengalihan aset milik saksi kasus korupsi e-KTP, Johanes Marliem yang ada di Amerika Serikat ke Indonesia yang diduga terkait pusaran perkara korupsi proyek e-KTP. Sejauh ini, KPK sudah berhasil mengidentifikasi aset-aset tersebut. 

Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengatakan, pihaknya masih berupaya mengurus pengalihan aset milik Johanes Marliem yang ada di Amerika Serikat ke Indonesia. Laode mengklaim sudah berhasil mengidentifikasi aset tersebut.

Tim dari Biro Penyidik Federal (FBI) dan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) pada Selasa (26/2) mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi. Selain untuk bertemu dengan para pimpinan lembaga antirasuah, mereka juga berdiskusi untuk mengungkap kasus mega korupsi KTP Elektronik yang telah berhasil menyeret enam tersangka. 

Salah satu saksi kasus mega korupsi e-KTP yang sempat dimintai keterangan oleh FBI (Federal Bureau of Investigation) adalah Johannes Marliem. Marliem adalah Direktur Biomorf Lone LLC Amerika Serikat yang merupakan perusahan, mengelola automated finger print identification system (AFIS) merk L-1 pada proyek e-KTP.

“Asetnya yang berhubungan dengan e-KTP sudah diidentifikasi tetapi pengalihannya dari Amerika ke Indonesia masih dalam proses pengalihan," ujar Laode, Selasa (26/2).

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Donovan Jr menambahkan, pihaknya sangat menghormati kerjasama dengan KPK. Terlebih, lembaga antirasuah itu menjadi salah satu instansi negara yang memiliki kinerja luar biasa demi rakyat Indonesia untuk memberantas para koruptor yang melakukan suap dan penyogokan. 

Donovan berharap kerjasama dengan KPK bisa jadi model kerjasama dengan lembaga lainnya. Dirinya memuji kerja KPK yang disebutnya luar biasa dalam pemberantasan korupsi.

"Kami selalu menghormati kerjasama yang kami bangun dan kami ingin mengakui semangat komitmen dan upaya yang luar biasa yang dicurahkan oleh para penyidik, penyelidik, jaksa penuntut dan spesialis kerja sama di KPK," ujar Donovan, Selasa, (26/2).

Sebelumnya, Donovan telah memberikan penghargaan bagi delapan pegawai KPK atas kerja sama terkait kasus e-KTP. Beberapa pegawai tersebut terdiri dari penyidik, jaksa, dan pegawai di bidang kerja sama internasional.

Sebagai informasi, Johanes Marliem merupakan salah satu saksi dalam kasus korupsi proyek e-KTP. Marliem dinyatakan tewas di Los Angeles pada tahun 2017 dirinya tewas karena bunuh diri. Marliem disebut sebagai salah satu saksi kunci kasus e-KTP. Agen FBI disebut membantu KPK mengungkap kasus e-KTP yang berkaitan dengan saksi Marliem, KPK menyebut FBI membantu KPK karena profil Marliem yang awalnya adalah warga Indonesia yang beralih kewarganegaraan menjadi warga negara AS.

Selain itu, Marliem juga pengusaha di bidang teknologi identifikasi, memiliki rumah elite di Los Angeles. Perusahaan yang dipimpin Johannes yakni Biomorf Lone Indonesia telah menerima lebih dari US$ 50 juta (Rp 662 miliar). Nilai itu untuk pembayaran subkontrak terkait dengan proyek pengadaan KTP Elektronik. Sebanyak US$ 12 juta di antaranya masuk ke kantong pribadi Johannes.

Uang panas itu rupanya digunakan Johannes Marliem untuk membeli berbagai properti mewah di Negeri Paman Sam, mulai dari mobil Bugatti senilai US$ 2,6 juta, rumah di tengah danau senilai US$ 2 juta, kapal senilai US$ 2 juta, jam senilai US$ 1,4 juta, biaya sewa pesawat jet US$ 800 ribu, tas tangan Hermes senilai US$ 638.800 hingga piano Steinway seharga US$ 87.000.

Dalam kasus mega korupsi KTP Elektronik, Johannes menjadi saksi ketiga yang meninggal. Dua saksi lainnya yang wafat adalah politikus Partai Demokrat, Mayor Jenderal TNI (Purn) Ignatius Mulyono dan anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Golkar, Mustokoweni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×