kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kontribusi konsumsi rumah tangga ke PDB 2017 menurun


Senin, 05 Februari 2018 / 15:11 WIB
Kontribusi konsumsi rumah tangga ke PDB 2017 menurun
ILUSTRASI. Pelemahan konsumsi rumah tangga


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,07% pada 2017. Angka ini lebih tinggi dari 2016 yang sebesar 5,03%.

Dari sisi pengeluaran, struktur Produk Domestik Bruto (PDB) masih dominan ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 56,13% dari PDB, PMTB berkontribusi 32,16%, dan ekspor yang berkontribusi 20,37%.

Kepala BPS Suhariyanto menyebut, konsumsi rumah tangga adalah sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi, tetapi kontribusinya menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 56,50%.

"Namun demikian, ada kenaikan konsumsi pada kelompok kesehatan dan pendidikan, restoran dan hotel, serta konsumsi transportasi dan komunikasi,” ujar Suhariyanto di kantornya, Senin (5/2).

Berdasarkan komponennya, kesehatan dan pendidikan tercatat tumbuh paling besar, mencapai 5,59%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 yang hanya 5,34%. Bahkan, kesehatan dan pendidikan selama tahun lalu lebih tinggi dibandingkan komponen restoran dan hotel yang hanya tumbuh 5,53%. Pda 2016, komponen restoran dan hotel tumbuh 5,4%.

Sementara, transportasi dan komunikasi tumbuh 5,30% pada tahun lalu, melambat dibandingkan 2016 yang sebesar 5,32%. Disusul oleh makanan dan minuman yang tumbuh 5,24% pada 2017, melambat jika dibandingkan tahun 2016 yang sebesar 5,34%.

Komponen pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan tumbuh 3,1%, melambat dibandingkan 2016 yang sebesar 3,29%. Selain itu, perumahan dan perlengkapan rumah tangga tumbuh 4,26% selama tahun lalu, melambat jika dibandingkan 2016 yang tumbuh 4,6%.

Komponen transportasi dan komunikasi selama tahun lalu tumbuh 5,30% atau cenderung flat dibandingkan tahun 2016 yang sebesar 5,32%.

“Tentu kami berharap akan makin bagus di tahun ini. Syaratnya daya beli terjaga, politik dan keamanan terjaga, inflasi harus terkendali ini tantangan di 2018,” ujar Suhariyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×