kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Konsumsi rumah tangga stagnan, ini kata Sri Mulyani


Senin, 07 Mei 2018 / 16:55 WIB
Konsumsi rumah tangga stagnan, ini kata Sri Mulyani
ILUSTRASI. Keterangan pers jajaran Kementerian Keuangan


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju ekonomi Indonesia kuartal pertama tahun ini tumbuh 5,06% year on year (YoY). Meski secara kuartal, ekonomi Indonesia Januari-Maret 2018 ini -0,42%.

Komponen konsumsi rumah tangga sebagai penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB) cenderung stagnan. Pada kuartal pertama tahun ini hanya tumbuh 5,95% year on year (YoY), naik tipis dari kuartal pertama 2017 yang sebesar 4,94% YoY.

Berdasarkan catatan BPS, laju pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga stagnan sejak kuartal-I 2016 yang sebesar 4,95%. Adapun sejak kuartal IV-2016 hingga kini, tiap kuartalnya, konsumsi selalu berada di bawah 5%

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, konsumsi rumah tangga sangat sensitif terhadap kenaikan harga-harga seperti pangan. Oleh karena itu, hal ini bakal dijaga oleh pemerintah.

“Pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas (harga). Dengan inflasi kita yang masih cukup rendah, kami optimistis ini cukup terjaga,” ujar dia di kantornya, Senin (7/5).

Ia mengatakan, yang bisa mendorong konsumsi secara signifikan sendiri adalah kelompok menengah atas. Namun demikian, konsumsi di kelompok ini tertahan.

“Ini yang mungkin agak tertahan dan ini berkaitan dengan keseluruhan optimisme konsumen itu sendiri,” ucap dia.

Menurut Sri Mulyani, dirinya akan lebih akan optimistis pada kuartal-kuartal berikutnya untuk konsumsi. Sebab, pada kuartal I sendiri biasanya secara musiman memang lebih rendah.

“Nanti kita lihat karena kuartal I biasanya kan masih late dibandingkan kuartal IV tahun sebelumnya, tapi dengan kuartal II dan kuartal III itu yang seasonal, saya lebih optimistis,” katanya.

"Kuartal II akan ada lebaran, THR dilakukan, gaji 13 juga, itu semua akan memunculkan dampak. Sesudah itu di kuartal III kita ada Asian Games yang semua itu akan membuat konsumsi kuartal II dan III diharapkan lebih tinggi," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×