Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom memproyeksikan, konsumsi rumah tangga akan tumbuh stagnan pada kuartal II-2024. Hal ini dikarenakan faktor belanja liburan pada kuartal II-2024 yang tidak terlalu signifikan.
Menurut Kepala Ekonom BCA, David Sumual, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan mencapai 4,8% year on year (YoY) untuk kuartal II-2024, dengan proyeksi stagnan dalam pertumbuhannya.
"Perkiraan agak stagnan ya di kuartal II. Normalisasi setelah pertumbuhan di kuartal I yang cukup kuat didorong belanja pemilu dan lebaran," kata David kepada Kontan, Kamis (18/7).
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Diproyeksi Masih Tumbuh 5% pada Kuartal II-2024
Meskipun ada pengeluaran untuk liburan di kuartal II, dampaknya tidak begitu signifikan. Kami memperkirakan pertumbuhan di bawah 5%, sekitar 4,8% YoY.
Sementara itu, Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto, menyoroti bahwa konsumsi pada kuartal II dipengaruhi oleh fenomena puncak musim liburan seperti Idul Fitri dan pembayaran gaji ke-13 bagi PNS.
Menurutnya, sentimen ini berkontribusi positif terhadap konsumsi rumah tangga secara keseluruhan, dengan proyeksi belanja rumah tangga mencapai 5,04% pada kuartal II-2024.
"Jadi, konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2024 masih bertahan di atas 5%. Secara keseluruhan, kuartal II ini dapat dikatakan baik," ujar Myrdal kepada Kontan, Kamis (18/7).
Dia juga memprediksi bahwa tingkat konsumsi pada kuartal III-2024 akan sedikit lebih rendah, yakni sekitar 4,99%, dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya.
Dalam riset Kontan, terlihat bahwa sejumlah indikator konsumsi rumah tangga mengalami penurunan. Misalnya, Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri (PPN DN) mengalami penurunan 11% secara neto, dengan realisasi mencapai Rp 193,06 triliun untuk semester I-2024.
Baca Juga: BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal II Ditopang Dua Sektor Ini
Adapun porsi setoran PPN DN terhadap total penerimaan mencapai 21,60% atau menjadi yang terbesar di antara jenis pajak lainnya.
Selain itu, laporan S&P Global mencatat bahwa Purchasing Manager's Index (PMI) Indonesia pada Mei 2024 turun menjadi 52,1, turun 0,8 poin dari capaian April 2024 yang berada di level 52,9.
Selain itu, keyakinan konsumen pada Juni 2024 juga menunjukkan tren penurunan. Survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) turun menjadi 123,3, dari 125,2 pada bulan sebelumnya, dipicu oleh penurunan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News