Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Danamon, Hosianna Evalia Situmorang, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berkisar di angka 5% pada kuartal II-2024.
Hosianna mengatakan, pertumbuhan ekonomi 5% tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh sektor konsumsi pada kelompok kelas menengah atas yang masih tetap tumbuh positif.
"Sebagaimana yang Pak Perry (Gubernur BI) sebutkan di RDG (Rapat Dewan Gubernur) Juli ini kalau kecenderungan konsumsi kelompok kelas menengah atas masih tetap solid," kata Hosianna kepada Kontan, Rabu (17/7).
Baca Juga: BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal II Ditopang Dua Sektor Ini
Hosianna menerangkan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2024 juga masih bisa didorong oleh sektor jasa dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Selain itu, sentimen positif yang juga mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2024 tersebut ialah inflasi yang tetap terkendali dan rupiah melemah.
"Sentimen positif, inflasi yang tetap terkendali di saat oil price di global yang naik ke kisaran 18% year on year dan rupiah yang melemah," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 masih berada dalam kisaran 4,7% hingga 5,5%. Batas atas pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh melesat dari asumsi pemerintah dalam APBN 2024 sebesar 5,2%.
"Keseluruhan 2024 tetap kami perkirakan pertumbuhan ekonomi pada 4,7% hingga 5,5%," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu (17/7).
Baca Juga: Melesat dari APBN, BI Perkirakan Ekonomi RI 2024 Tumbuh 4,7% hingga 5,5%
Perry menyebut, produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II-2024 didukung oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Selain itu, ekspor barang meningkat didorong kenaikan ekspor produk manufaktur dan pertambangan, terutama logam dan bijih logam, serta besi baja, ke negara mitra dagang utama seperti India dan China.
Perry menyebut, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan kuartal IV 2024 diperkirakan akan tetap baik, dengan rencana peningkatan stimulus fiskal dari 2,3% menjadi 2,7% dari PDB serta kinerja ekspor yang meningkat dengan kenaikan permintaan dari mitra dagang utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News