kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.873   66,00   0,41%
  • IDX 7.147   -14,46   -0,20%
  • KOMPAS100 1.093   -1,18   -0,11%
  • LQ45 868   -4,12   -0,47%
  • ISSI 217   0,73   0,34%
  • IDX30 444   -2,73   -0,61%
  • IDXHIDIV20 535   -4,97   -0,92%
  • IDX80 125   -0,13   -0,10%
  • IDXV30 135   -1,16   -0,85%
  • IDXQ30 148   -1,31   -0,88%

Konflik Myanmar Jadi Tantangan Keketuan Indonesia di ASEAN 2023


Senin, 30 Januari 2023 / 19:49 WIB
Konflik Myanmar Jadi Tantangan Keketuan Indonesia di ASEAN 2023
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan salah satu tantangan Indonesia dalam Keketuan ASEAN tahun ini yaitu adanya konflik di Myanmar.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia kembali menjadi tuan rumah dalam salah satu perhelatan dunia bergengsi, yaitu Keketuan ASEAN 2023.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan salah satu tantangan Indonesia dalam Keketuan ASEAN tahun ini yaitu adanya konflik di Myanmar.

Bahkan ia ragu, konflik yang meluas pada isu kemanusiaan itu, tidak dapat diselesaikan hanya dalam satu tahun keketuan ASEAN.

"Kita tahu sejarah Myanmar, kompleksitas yang dihadapi Myanmar. Sehingga mengharapkan bahwa semua selesai pada tahun ini merupakan hal yang tidak mungkin terjadi," kata Retno dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI dipantau secara daring, Senin (30/1).

Baca Juga: Keketuan ASEAN 2023, Indonesia akan Gelar Forum Ekonomi Indo - Pasifik

Retno mengatakan untuk menyelesaikan ketegangan Myanmar memerlukan waktu cukup yang panjang. Sedangkan sejauh ini belum ada komitmen dari junta militer Myanmar untuk berdialog menyelesaikan konflik tersebut.

Untuk itu, dalam keketuan ASEAN kali ini, Indonesia akan mencoba mengambil peran dalam menyelesaikan ketegangan yang terjadi di Myanmar.

Retno mengatakan, konflik Myanmar perlu diselesaikan dengan bantuan seluruh stakeholder terkait. Dalam keketuan Indonesia kali ini, pihaknya akan memfasilitasi dialog nasional yang inklusif.

"Indonesia paham sensitivitas masing-masing pihak. Untuk itu Indonesia tidak akan menggunakan megaphone diplomasi dalam Keketuan ASEAN tahun ini," tutur Retno.

Indonesia ingin menjadikan ASEAN resilient dan menjadi barometer kerja sama yang dapat berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan kawasan ASEAN.

Dalam keketuaan kali ini juga akan dibentuk office of special envoy yang diketuai langsung oleh Menteri Luar Negeri. Hal ini juga bertujuan untuk mengurai permasalahan yang ada di Myanmar.

"Ini adalah upaya membantu Myanmar untuk keluar dari krisis politik," terang Retno.

Baca Juga: Menlu Retno: Keketuan Indonesia di ASEAN Bukan Cuma Gawe Kemenlu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×