Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mewaspadai kondisi perekonomian dan keuangan global yang ketidakpastiannya meningkat. Hal ini dikhawatirkan dampaknya besar ke perekonomian dan keuangan dalam negeri.
Penilaian ini berdasarkan hasil rapat koordinasi KSSK yang dilaksanakan pada 21 Januari 2025, yang dihadiri dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Menteri Keuangan sekaligus Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati membeberkan, memasuki awal kuartal I-2025, perkembangan perekonomian dan pasar keuangan terus dipantau dan diantisipasi seiring berlanjutnya downside risk dan dinamika eksternal.
Baca Juga: Meski Ancaman Global Menghantui, Menkeu Tetap Pede Ekonomi RI Tumbuh 5,2% di 2025
Ia mengungkapkan, KSSK akan terus memperkuat kewaspadaan serta meningkatkan koordinasi dan sinergi antarlembaga, dalam upaya memitigasi potensi dampak rambatan faktor-faktor risiko global terhadap perekonomian dan sektor keuangan dalam negeri.
“KSSK berkomitmen untuk terus meningkatkan sinergi dalam mengantisipasi potensi risiko dari perkembangan ekonomi dan dinamika geopolitik dunia terutama rambatannya pada perekonomian dan sektor keuangan domestik, termasuk memperkuat coordinated policy response dan kewaspadaan untuk memitigasi berbagai risiko bagi perekonomian dan SSK,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers, Jumat (24/1).
KSSK juga telah dan terus berkomitmen untuk mendukung sektor riil dan program Asta Cita Pemerintah guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan demi mencapai kemakmuran bangsa.
Sri Mulyani menambahkan, saat ini kondisi divergensi pertumbuhan ekonomi dunia telah melebar disertai ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat.
Terbukti pada kuartal IV-2024, perekonomian Amerika Serikat (AS) diperkirakan tumbuh lebih kuat, sedangkan ekonomi Eropa dan Jepang masih lemah.
Baca Juga: KSSK: Depresiasi Rupiah Saat Ini Lebih Baik Dibandingkan Akhir 2024
Sementara itu, berdasarkan rilis terbaru di bulan Januari 2025, pertumbuhan ekonomi China terakselerasi menjadi sebesar 5,4% yoy pada kuartal IV-2024, didorong oleh stimulus ekonomi.
“Arah kebijakan Pemerintah dan bank sentral AS berpengaruh pada ketidakpastian pasar keuangan global,” terangnya.
Sejalan dengan itu, kuatnya ekonomi AS dengan pasar tenaga kerja yang membaik, serta dampak kebijakan tarif menahan proses disinflasi di AS yang meningkatkan ketidakpastian terhadap ekspektasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Kebijakan fiskal AS yang lebih ekspansif mendorong yield US Treasury tetap tinggi, baik pada tenor jangka pendek maupun panjang.
Baca Juga: BI Perkuat 4 Koordinasi dengan Pemerintah, Dorong Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi
Bersamaan dengan ketegangan politik global yang meningkat, preferensi investor makin besar terhadap aset keuangan AS.
Indeks dolar AS (DXY) masih berada dalam tren meningkat yang semakin menambah tekanan bagi mata uang dunia.
Untuk 2025, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 stagnan sebesar 3,3% yoy.
Di sisi lain, Sri Mulyani membeberkan, kebijakan Presiden Trump yang diumumkan pasca pelantikan dipandang lebih moderat dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya oleh pasar. Perkembangan ini akan terus dipantau ke depan.
Selanjutnya: Harga Komoditas Energi Diproyeksikan Tertekan, Ini Sebabnya
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (25/1): Dari Berawan hingga Diguyur Hujan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News