Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Federasi Ikatan Serikat Buruh Indonesia (FISBI) menyatakan menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. FISBI juga siap untuk melakukan aksi unjuk rasa untuk menolak kenaikan harga BBM.
Ketua Umum FISBI, M Komarudin, mengatakan, kebijakan menaikan harga BBM bersubsidi akan semakin menambah beban buruh. "Kami menolak kenaikan harga BBM subsidi karena hanya membohongi rakyat saja," ujarnya kepada Kontan, Minggu (16/6).
Menurut Komarudin, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing akan semakin membebani APBN. Ia menilai, bahwa dana hasil pengurangan anggaran subsidi BBM tidak akan tersalur untuk rakyat.
Komarudin mengatakan, dengan beban anggaran yang meningkat akibat nilai tukar rupiah yang melemah maka beban utang negara juga menigkat. "Bisa saja uang subsidi BBM bukan mengalir ke rakyat tetapi malah digunakan untuk membayar utang. Teknis penggunaan dana subsidi BBM juga tidak jelas dalam APBN-P," ujarnya.
Komarudin menuturkan, kebijakan kompensasi berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) hanya akan membohongi rakyat dengan alasan politik.Ia beranggapan, jelang Pemilu 2014 kebijakan BLSM akan sangat menguntungkan partai penguasa.
Komarudin menambahkan, FISBI tidak akan melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan BBM pada besok, Senin (17/6). "Kalau besok(Senin) akan sangat sarat kepentingan politik, dan bisa saja dilegitimasi oleh partai yang menolak kenaikan BBM," ujarnya.
Menurut Komarudin, pihaknya masih akan melakukan rapat internal menentukan waktu yang tepat untuk unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM subsidi. Ia menjelaskan, nantinya aksi unjuk rasa akan dilakukan di DKI Jakarta dan melibatkan lebih dari 500 buruh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News