Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) mendapat kecaman keras dari kalangan buruh. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, mengatakan, kenaikan harga BBM akan kembali membuat buruh miskin akibat daya belinya tergerus. “Kenaikan harga BBM akan mengakibatkan daya beli buruh turun 30%. Sehingga, kenaikan upah minimum tahun lalu yang rata-rata sebesar 30% menjadi sia-sia,” kata Iqbal kepada KONTAN, Kamis (13/6).
Iqbal menambahkan, rencana pemerintah menaikkan harga BBM juga tidak realistis. Pasalnya, pemerintah belum mau menggunakan pengalihan subsidi BBM untuk melaksanakan jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat pada 1 Januari 2014 mendatang. Ironisnya, kata Iqbal, pemerintah malah mau menjalankan jaminan kesehatan tersebut secara bertahap mulai tahun 2019. “Lalu, apa manfaat pengalihan subsidi BBM tersebut?” tanya Iqbal.
Bukan cuma itu. Rencana kenaikan BBM tersebut, tidak diiringi ketegasan secara terbuka dari pemerintah bahwa pengalihan subsidi BBM untuk transportasi publik dan perumahan buruh. Padahal, kata Iqbal, dua item tersebut mahal harganya untuk buruh nikmati.
Iqbal juga mengatakan, buruh menolak pemberian kompensasi bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM), karena program ini tidak menyelesaikan kemiskinan yang dialami para buruh. “BLSM hanya seperti sinterklas menjelang Pemilu 2014,” tegas dia.
Untuk menyikapi kenaikan harga BBM tersebut, Iqbal menambahkan, kalangan buruh akan melakukan aksi demonstrasi secara besar-besaran dan secara serempak di seluruh Indonesia pada 17-18 Juni nanti. Aksi itu akan dilakukan di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News