kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Komisi I DPR akan berkunjung ke Brasil dan Spanyol


Selasa, 26 Juni 2012 / 16:30 WIB
Komisi I DPR akan berkunjung ke Brasil dan Spanyol
ILUSTRASI. Deretan gedung bertingkat terlihat dari kawasan Setiabudi, Jakarta, Kamis (24/5). Pemerintah berencana mengenakan carbon tax untuk mengurangi emisi gas karbon. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc/18.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Edy Can


JAKARTA. Komisi I DPR berkunjung ke Spanyol dan Brasil pada 1 Juli hingga 7 Juli mendatang. Kunjungan kerja ini untuk membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Industri Pertahanan.

Jumlah anggota Komisi I DPR yang akan berkunjung sebanyak 14 orang. Rombongan ini akan dipimpin pimpinan Komisi I DPR dengan didampingi dua staf Sekretariat DPR serta dua irang tenaga ahli Komisi I DPR.

Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengatakan, kunjungan kerja ini bertujuan mengembangkan industri pertahanan dalam negeri seoptimal mungkin. Dengan kunjungan kerja ini, dia berharap Indonesia tidak lagi harus membeli alat utama sistem pertahanan (alutsista) dari luar negeri melainkan dapat memproduksinya secara mandiri.

"Kami tentu akan mempelajari baik secara kelembagaan maupun pelaku industri pertahanan sehingga seluruh kepentingan dan keperluan alutsista sudah dapat dipenuhi oleh industri dalam negeri," tutur TB Hasanuddin di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (26/6).

Hasanuddin menjelaskan, pemilihan Brasil karena negara tersebut memiliki keunggulan dalam memajukan industri strategis berupa teknologi pengembangan alutsista. "Industri senjata di Brasil sudah menggeliat mulai 1989 karena tercatat sebagai eksportir ke-11 terbesar di dunia. Tahun 1995 bahkan Brasil mampu membuat pesawat tempur. Ini yang akan kami pelajari," kata Hasanuddin.

Rencananya, Komisi I DPR akan bertandang ke perusahaan perakit pesawat terbang Embraer, yang banyak menampung tenaga kerja mantan PT Dirgantara Indonesia. Menurut Hasanuddin, perusahaan ini memiliki keunggulan dalam produksi pesawat terbang, jet tempur dan juga roket.

Sementara itu pemilihan Spanyol, menurut Hasanuddin, karena negara ini memiliki sejarah yang panjang dalam memproduksi alutsista terutama amunisi. Menurutnya, Spanyol sanggup memproduksi amunisi dalam skala besar. Negara ini juga bekerja sama dengan negara Eropa lainnya untuk memproduksi pesawat terbang, seperti jenis Air Bus dan Cassa.

"Spanyol juga merupakan salah satu negara di Eropa yang memperhatikan sistem penelitian dan pengembangan yang melibatkan universitas swasta maupun negeri," katanya.

Spanyol juga memiliki perusahaan yang memiliki sistem teknologi alutsista yang cukup besar di Eropa, dengan dorongan perbankan sehingga hasilnya digunakan untuk keuangan negara dan kesejahteraan rakyat. "Produk alutsista Spanyol maju, seperti Corvet, Amphibi, kapal patroli, tank dan sebagainya. Ini yang akan kami pelajari," ujar Hasanuddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×