Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberi perhatian besar terhadap pengembangan perikanan budidaya. Untuk prioritas pembangunan perikanan budidaya pada tahun 2015, KKP akan fokus pada pengembangan perikanan budidaya yang berdaya saing melalui Sertifikasi Budidaya Ikan sebanyak 8.200 unit, dan Sertifikasi Pembenihan Ikan sebanyak 465 unit.
KKP juga fokus pada pengembangan produksi rumput laut melalui pengembangan 100 lokasi kebun bibit rumput laut dengan sistem kultur jaringan. Dan fokus pada pengembangan pakan ikan mandiri melalui Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI) di 100 kawasan sentra perikanan budidaya. Hal itu dikatakan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, Kamis (26/2).
Slamet menjelaskan, perikanan budidaya merupakan sub sektor yang bisa diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik masyarakat pembudidaya maupun di sekitar lingkungan budidaya. Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian (SPP) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2014 menunjukkan bahwa perikanan budidaya menduduki empat besar sumber pendapatan dengan rata-rata pendapatan tertinggi.
Ini membuktikan bahwa selain sebagai ketahanan pangan dan gizi, perikanan budidaya juga mendorong peningkatan kesejahteraan dan perekonomian daerah. Untuk tetap menjadi andalan. "Perikanan budidaya dituntut untuk mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan," ujar Slamet.
Data BPS tentang Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian (SPP) menyebutkan, usaha budidaya menempati empat besar dengan pendapatan tertinggi. Misalnya, dari Budidaya Ikan Hias sebesar Rp 50 juta per tahun, Budidaya Ikan di perairan umum sebesar Rp 34,8 juta per tahun, Budidaya Ikan di Tambak atau Air Payau sebesar Rp 31,3 juta per tahun dan terakhir adalah Budidaya Ikan Kolam Air Tawar sebesar Rp 29,3 juta per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News