Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada yang gagal daftar, ada yang sukses mendaftar, ada yang tidak mendaftar tapi diminta untuk verifikasi
Rasa kesal sampai rasa kecewa berkecamuk dalam batin Nanang Sarfinal (34 tahun), salah satu warga Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (14/4).
Nanang kecewa karena sudah berulang kali gagal mendaftar sebagai penerima Kartu Prakerja melalui situs prakerja.go.id. Meski berbekal ponsel dengan akses data 4G, namun proses input foto dan KTP yang wajib untuk diikuti berakhir dengan kegagalan.
Nanang tidak sendiri, ada beberapa orang temannya yang juga mengeluhkan kesulitan masuk dan mendaftar Kartu Prakerja tersebut melalui web yang sudah disediakan tersebut. Nanang yang bekerja serabutan di sektor peternakan itu menduga, masalah jaringan telekomunikasi menjadi kendala utama bagi mereka untuk mengakses layanan Kartu Prakerja tersebut.
Baca Juga: Jadi mitra program Prakerja, Bukalapak buka pendaftaran pelatihan dalam waktu dekat
“Jaringan tidak stabil, sementara pendaftarnya pasti banyak, sehingga pada proses upload foto gagal terus,” kata Nanang yang akhirnya menyerah. Meski demikian, Nanang merasa tidak menyesal ketika gagal mendapatkan Kartu Prakerja.
Ia menilai, pelatihan yang ditawarkan untuk penerima Kartu Prakerja itu justu tidak cocok baginya, atau bagi pemuda yang berada di pedesaan. Sebab, kebanyakan pelatihan yang disediakan aplikator adalah pelatihan yang cocok untuk mereka yang tinggal di perkotaan, yang memiliki akses internet berlimpah ruah.
“Sementara saya membutuhkan pelatihan untuk peternakan sapi, apakah itu soal pakan atau teknologi peternakan lainnya. Saya sudah cari ternyata tidak ada,” kata Nanang.
Pilihan Nanang belajar beternak sesuai dengan kebutuhan dia di daerah.
Nanang hidup di daerah perkebunan yang kaya dengan rumput. Namun, minim pengalaman beternak dan memasarkan ternak menjadi kendalanya. Namun sayang, keinginan untuk mendapatkan pelatihan peternakan itu tidak tersedia di Kartu Prakerja.
Lain hal dengan Jekson Simanjuntak (41), warga Jakarta Selatan yang sukses mengajukan pendaftaran Kartu Prakerja. Meski sempat gagal upload foto, namun tidak menjadi kendala bagi mantan korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di grup bisnis ternama itu untuk mendaftar.
Usai upload foto dan KTP, Jeckson mendapat konfirmasi melakukan verifikasi agar bisa meneruskan proses pendaftaran. Setelah verifikasi usai dan datanya masuk ke server prakerja.go.id, Jekson langsung mengerjakan tes kepribadian dan matematika dasar.
“Sekarang statusnya menunggu hasil,' kata Jekson, mantan korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di salah satu perusahaan swasta itu.
Jeckson setidaknya lebih beruntung dari Nanang. Posisinya yang ada di Jakarta membuat dia tidak memiliki kendala berarti saat mendaftar di situs prakerja.go.id. Maklum saja, Jakarta adalah Ibukota Jakarta yang memiliki kecepatan dan akses internet yang memadai.
Baca Juga: Tokopedia sediakan lebih dari 190 pilihan kelas untuk program kartu prakerja
Tak daftar tapi dapat verifikasi
Cerita unik dan agak berbeda justru datang dari warga Ciledug, Tangerang. Karena yang bersangkutan keberatan namanya di sebutkan, KONTAN menyebutnya dengan Abdul Rahman.
Pria yang pernah menjabat sebagai staf khusus menteri di era Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I itu kebingungan saat diminta untuk melakukan verifikasi Kartu Prakerja.
“Ada link permintaan verifikasi Kartu Prakerja lewat email saya, sementara saya tidak pernah mendaftar,” kata Abdul heran.
Baca Juga: Ini sejumlah alasan yang bikin Anda gagal lolos Kartu Prakerja
Jika merujuk pengalaman dari Jekson, link verifikasi baru bisa dikirim setelah yang bersangkutan melakukan pendaftaran dan upload foto dan KTP.
“Banyak yang lebih butuh itu daripada saya,” kata Abdul heran.
Karena memiliki koneksi ke pejabat daerah, Abdul sempat menanyakan hal tersebut ke koleganya di Kantor Staf Presiden (KSP). Informasi yang ia peroleh, pengiriman verifikasi dilakukan secara random.
Terkait program yang memakai anggaran negara tersebut, Abdul khawatir justru digunakan oleh pihak yang tak membutuhkan. “Yang butuh program ini sejatinya adalah orang yang tidak memiliki email,” kata Abdul.
Menjawab hal ini, Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky bilang, ada kemungkinan email yang bersangkutan digunakan oleh pihak lain. “Abaikan dan selalu proteksi kerahasiaan kata sandi dan akun prakerja,” kata Panji kepada KONTAN, Senin (20/4).
Terkait dengan pelatihan untuk peternak yang belum tersedia, Panji bilang bisa saja untuk ditawarkan. Namun saat ini, yang menjadi prioritas mereka adalah pelatihan daring untuk menghindari pengumpulan orang dan mengurangi resiko penularan Covid-19.
“Hal ini terus dievaluasi dan jika sudah memungkinkan, maka pelatihan yang bersifat tatap muka dapat ditawarkan juga, termasuk untuk kebutuhan di wilayah selain perkotaan,” kata Panji.
Terkait kegagalan dalam mendaftar, Panji bilang, itu bisa dilakukan pada pendaftaran termin berikutnya.
Baca Juga: Gelombang kedua Kartu Prakerja, ini detail langkah mendapatkan Rp 3,5 juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News