kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kirim tim ke Suriah, Indonesia ajukan dua syarat


Selasa, 17 April 2012 / 17:15 WIB
Kirim tim ke Suriah, Indonesia ajukan dua syarat
ILUSTRASI. Perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pemerintah Indonesia menyatakan siap untuk mengirimakan tim pemantau perdamaian (observer) ke Suriah. Hal itu menanggapi permintaan dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon.

Namun, pemerintah mengajukan dua syarat sebelum mengirimkan tim ke Suriah yang sedang dilanda konflik. "Presiden menyatakan Indonesia siap mempertimbangkannya dengan positif, namun dengan dua catatan," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Selasa (17/4).

Adapun dua catatan itu, yaitu pertama memang betul ada cease-fire (genjatan senjata) yang efektif berlaku di lapangan. Kedua, ada persetujuan dari pemerintah Suriah.

Persyaratan ini sudah diajukan langsung oleh pemerintah Indonesia kepada Sekjen PBB, Ban Ki-moon. Menurut Marty, PBB pun bisa menerima dan memberikan perhatiannya atas pengajuan syarat tersebut.

Rencananya tim pemantau yang bakal dikirim sifatnya tim pendahuluan. Ada 30 orang yang ditugaskan, enam di antaranya berasal dari Indonesia. "Itu wujud kepercayaan yang sangat tinggi dari PBB kepada Indonesia," ujar Marty.

Tim observer ini nanti bakal diambil dari pasukan perdamaian Indonesia yang bertugas di beberapa negara Timur Tengah, seperti Sudan, Kongo, Liberia, dan juga di Lebanon.

Sebagai informasi, krisis di Suriah sudah berlangsung lebih dari setahun. Terinspirasi oleh revolusi di Mesir dan Tunisia, kaum oposisi sudah muak dengan kekangan rezim Partai Baath , yang sudah memerintah puluhan tahun. Pemerintah pun meladeni oposisi dengan kekerasan sehingga menimbulkan banyak korban jiwa.

PBB memperkirakan, kekerasan sporadis di Suriah, yang sudah terjadi selama 13 bulan, telah menewaskan lebih dari 9.000 orang. Suriah mengklaim, militan dukungan asing telah membunuh lebih dari 2.500 tentara dan polisi mereka.

Dewan Keamanan PBB pun berbulan-bulan terlibat perundingan yang alot. Namun, pada akhir pekan lalu, mereka menyetujui pengiriman tim pemantau perdamaian di Suriah. PBB pun sudah mengutus mantan Sekretaris Jenderal, Kofi Annan, untuk memimpin upaya internasional dalam mendamaikan Suriah. Annan pun didukung oleh Liga Arab untuk mengupayakan perdamaian di negara Timur Tengah itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×