kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.191.000   16.000   0,74%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Kinerja Usaha Melambat, APINDO Dorong Deregulasi dan Stimulus Fiskal


Jumat, 18 Juli 2025 / 16:58 WIB
Diperbarui Jumat, 18 Juli 2025 / 16:58 WIB
Kinerja Usaha Melambat, APINDO Dorong Deregulasi dan Stimulus Fiskal
ILUSTRASI. pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/13/11/2020. Kinerja kegiatan usaha tercatat mengalami tren perlambatan secara tahunan pada kuartal II-2025.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja kegiatan usaha tercatat mengalami tren perlambatan secara tahunan pada kuartal II-2025. Hal ini tercermin dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) oleh Bank Indonesia (BI), yang mencatat Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 11,70%.

Angka ini memang lebih tinggi dibanding kuartal I-2025 yang mencapai 7,63%, namun tumbuh melambat dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni kuartal II-2024 yang sebesar 17,20%. Sementara itu, hasil survei BI untuk kuartal III-2025 menunjukkan kegiatan usaha masih melanjutkan tren peningkatan, dengan SBT sebesar 11,98%.

Meski sedikit lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, namun tetap lebih rendah dibanding kuartal III-2024 yang mencatat SBT 14,40%.

Wakil Ketua Kebijakan Publik APINDO Chandra Wahjudi mengatakan, perlambatan usaha saat ini tidak lepas dari kondisi global yang masih penuh ketidakpastian.

“Perlambatan ekonomi, perang tarif dan konflik geopolitik menjadi faktor yang menyebabkan hal tersebut. Ini menjadi tantangan bagi dunia usaha bukan saja di Indonesia,” ujar Chandra kepada Kontan, Jumat (18/7).

Baca Juga: RI Berkomitmen Mengimpor Barang dari AS Sebagai Bagian Kesepakatan, Ini Kata Apindo

Menurutnya, dalam jangka pendek perlu dilakukan langkah-langkah konkret, seperti deregulasi dan kebijakan stimulus fiskal yang tepat sasaran, khususnya yang bisa membuat daya beli menguat.

Insentif bisa diberikan kepada pelaku usaha dan juga kepada konsumen. Contoh diberikan pada sektor kendaraan seperti mobil dan properti. Bukan hanya potongan pajak pada konsumen, tetapi produsen dan pengembang bisa diberikan insentif melalui pengurangan pajak.

selain itu, untuk menghadapi situasi tersebut, diperlukan sejumlah langkah kebijakan. Diantaranya, memperkuat sinergi pemerintah dan dunia usaha. Melakukan deregulasi untuk mendorong kebijakan ekonomi yang kondusif.

Kemudian, melakukan optimalisasi penyaluran kredit ke sektor produktif, dan sektor penggerak ekonomi. Meningkatkan investasi. Selama ini mengandalkan konsumsi rumah tangga, perlu meningkatkan investasi domestik dan asing.

Serta, meningkatkan efisiensi operasional. Perlu didukung dalam transformasi digital dan logistik agar tetap kompetitif.

Baca Juga: Apindo Harap Tarif Impor AS Bisa Lebih Rendah dari 19%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×