kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Kinerja ekspor ditopang kenaikan harga komoditas, CSIS: Indonesia harus hati-hati


Rabu, 22 September 2021 / 17:34 WIB
Kinerja ekspor ditopang kenaikan harga komoditas, CSIS: Indonesia harus hati-hati
ILUSTRASI. Salah satu penopang perbaikan ekonomi Indonesia di tahun ini adalah kinerja ekspor yang melejit akibat naiknya harga komoditas andalan.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu penopang perbaikan ekonomi Indonesia di tahun ini adalah kinerja ekspor yang melejit. Ekspor Indonesia yang meningkat ini didorong oleh tingginya harga komoditas andalan indonesia dan juga masih tingginya permintaan dari negara-negara mitra dagang Indonesia. 

Meski begitu, Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengingatkan, Indonesia tak boleh terlena akan hal ini. 

“Kita harus berhati-hati dengan kenaian ekspor, meski ini membantu proses pemulihan ekonomi Indonesia. Pasalnya, kenaikan harga komoditas bisa saja tidak sebanyak tahun ini sehingga bisa memengaruhi kinerja ekspor ke depan,” ujar Yose dalam ADB Outlook Update, Rabu (22/9). 

Baca Juga: ADB pangkas proyeksi pertumbuhan 2021, ini tantangan yang dihadapi Indonesia

Sepetri yang kita tahu, lonjakan kinerja ekspor Indonesia saat pandemi ditopang oleh kinejra ekspor komoditas unggulan, seperti kelapa sawit, nikel, besi dan baja, barang mentah, serta bahan bakar mineral. 

Kenaikan harga komoditas tersebut bahkan ada yang mencapai 70% yoy. Di sinilah, Yose tak yakin, harga komoditas di tahun 2022 akan naik tinggi lagi karena adanya normalisasi harga. 

“Sehingga, peningkatan ekspor karena kenaikan harga ini bisa jadi tidak berkelanjutan, apalagi kita harus berhadapan juga dengan isu pasokan,” ujarnya. 

Selain itu, Yose mengingatkan, soal kekurangan kontainer atau peti kemas di banyak pelabuhan. Padahal, barang-barang non komoditas seperti produk manufaktur membutuhkan kontainer untuk dikirim, 

Untuk menyikapi hal ini, harus diatasi di tingkat global dengan kerja sama yang lebih besar di tingkat internasional. 

Selanjutnya: BI tetap optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini tumbuh di kisaran 3,5% - 4,3%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×