kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

ADB pangkas proyeksi pertumbuhan 2021, ini tantangan yang dihadapi Indonesia


Rabu, 22 September 2021 / 11:21 WIB
ADB pangkas proyeksi pertumbuhan 2021, ini tantangan yang dihadapi Indonesia
ILUSTRASI. Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 menjadi 3,5% yoy, dari prediksi sebelumnya yang sebesar 4,5% yoy. 

Senior Country Economist ADB Henry Ma mengatakan, penurunan proyeksi ini tak lepas dari adanya gelombang kedua Covid-19 yang membuat adanya restriksi ketat yang menekan laju pemulihan ekonomi. 

Namun, Henry menegaskan bahwa tak hanya Indonesia yang mengalami hal ini. Namun, juga negara-negara berkembang di Asia. 

“Pemulihan ekonomi sebenarnya sudah terlihat, meski moderat. Namun, restriksi pada bulan Juli 2021 dan Agustus 2021 ini menekan progres pemulihan ekonomi tak hanya di Indonesia tetapi di negara-negara di Asia,” ujar Henry, Rabu (22/9). 

Baca Juga: Asian Development Bank pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021

Henry merinci, selain gelombang kedua Covid-19, hal yang dihadapi oleh negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, antara lain adanya varian baru Covid-19, lambatnya progres vaksinasi, dan juga efektivitas vaksin yang digunakan. 

Meski begitu, nampaknya Indonesia dan negara-negara di Asia sudah mulai berhasil bangkit dengan terlihat adanya perbaikan indikator pada akhir Agustus 2021 dan September 2021. 

Hanya, tak boleh senang dulu, karena nampaknya beberapa cuaca buruk masih menunggu di depan. Seperti, adanya potensi dari tensi geopolotik, disrupsi global supply chain, dan bahkan turbulensi di pasar keuangan akibat rencana pengetatan kebijakan moneter (tapering off) dari Amerika Serikat (AS). 

Namun, Henry optimistis negara-negara tersebut tetap berdaya dalam menghadapi badai tersebut sehingga pertumbuhan ekonomi akan tetap meningkat. 

Selanjutnya: OECD pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 menjadi 3,7%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×