kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Khofifah: Menteri Sosial itu menteri tong sampah


Senin, 27 Oktober 2014 / 13:32 WIB
Khofifah: Menteri Sosial itu menteri tong sampah
ILUSTRASI. Daun sirih


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Khofifah Indar Parawansa menganggap pekerjaan Kementerian Sosial terkesan membangun kesejahteraan sosial yang gagal diwujudkan oleh kementerian lainnya. Karena itu, Khofifah pernah menyebut kementerian yang dipimpinnya sekarang sebagai "tong sampah" dalam sesi wawancara dengan salah satu media elektronik.

"Saya pernah sebut menteri sosial itu menteri tong sampah. Mereka yang homeless itu jadi sampahnya Menpera. Mereka begitu kan karena program-programnya tidak tercapai," kata Khofifah di kediamannya di kawasan Kalibata, Jakarta, Senin (27/10/2014).

Khofifah mengatakan, gaung kinerja Kementerian Sosial selama ini tidak nyaring terdengar.

"Seolah-olah kerjanya hanya social charity. Saat itu Gus Dur mau bubarkan (Kemensos) karena mestinya kita tidak melakukan sesuatu yang charity, harusnya memberikan sesuatu yang empowerment," ujar Khofifah.

Padahal, kata Khofifah, peningkatan kesejahteraan sosial tidak sekadar dengan cara menyantuni kaum difabel dan kurang mampu. Menurut Khofifah, banyak dari mereka yang bisa diberdayakan dan diberi pelatihan untuk bekerja dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

"Ada juga kalangan yang punya kemampuan dan harus disadarkan 'hei kamu mampu loh, bergerak, ya'," ujarnya.

Menurut Khofifah, dalam implikasi proses pembangunan tentunya ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan. Oleh karena itu, Khofifah merasa perlu membentuk klasifikasi sosial yang terdiri dari orang-orang yang potensial diberdayakan, orang-orang yang masih harus difasilitasi, dan harus mendapatkan bantuan kesejahteraan. (Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×