kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketua MPR minta pemerintah cegah efek domino pandemi Covid-19


Jumat, 14 Agustus 2020 / 12:08 WIB
Ketua MPR minta pemerintah cegah efek domino pandemi Covid-19
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan di Sidang Tahuan MPR/DPR/DPD, Jumat (14/8)


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong pemerintah mempersiapkan sejumlah langkah dan strategi untuk mencegah terjadinya efek domino akibat adanya pandemi Covid-19.

Bukan hanya itu, masyarakat juga dihimbau untuk tetap bersabar dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan tetap optimis bahwa keadaan akan segera membaik.

Baca Juga: Jokowi klaim pemerintah tidak pernah main-main dengan upaya pemberantasan korupsi

"Pimpinan dan anggota MPR memberikan dukungan kepada pemerintah yang telah membentuk kebijakan pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19. Pemerintah membentuk komite penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional kami pandang sangat tepat mengingat persoalan ekonomi dan kesehatan tidak dapat dipisahkan dalam penanganan Covid-19," jelas Bambang saat Pidato Sidang Tahunan MPR Tahun 2020, pada Jumat (14/8).

Pandemi Covid-19 berimbas pada terjadinya resesi di beberapa negara baru-baru ini. Maka jika terlambat dalam pencegahan resesi, tentu akan berakibat buruk bagi masyarakat Indonesia.

Misalnya saja dicontohkan Bambang, mulai dari macetnya kredit perbankan hingga lonjakan inflasi yang sulit dikendalikan atau sebaliknya deflasi yang tajam karena perekonomian tidak bergerak.

Baca Juga: Puan puji Jokowi masih mengenakan pakaian adat di sidang tahunan

Kemudian neraca perdagangan akan menjadi minus dan berimbas langsung pada cadangan devisa. Dampak resesi terhadap sebuah negara juga berimbas pada meningkatnya pengangguran, anjloknya pendapatan, meningkatnya angka kemiskinan, merosotnya harga aset seperti pasar saham atau properti, lebarnya angka ketimpangan, tingginya hutang pemerintah bersamaan dengan penerimaan pajak yang anjlok.

"Tentang produksi yang hilang secara permanen dan bisnis yang banyak berhentikan. Oleh karena itu, saatnya kita bergotong-royong terus mendukung kebijakan pemerintah yang telah melakukan langkah konkrit mendorong peningkatan ekonomi sektor riil," imbuhnya.




TERBARU

[X]
×