kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ketua KPK: Banyak korupsi karena sistem yang salah


Selasa, 04 Agustus 2015 / 12:58 WIB
Ketua KPK: Banyak korupsi karena sistem yang salah


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

KUTA. Sistem yang salah dinilai sebagai salah satu penyebab maraknya korupsi di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Plt Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Taufiqurrachman Ruki saat memberikan sambutan di acara Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam (GNA-SDA) di Kuta Bali, Selasa (4/8). 

"Saya melihat dan merasakan sendiri bahwa korupsi yang terjadi di Indonesia ini karena sistem yang salah. Banyak yang sudah menikmati zona nyaman dengan sistem yang salah itu. Mereka tidak pernah berpikir melakukan perubahan-perubahan," kata Ruki. 

Ruki juga menyampaikan bahwa saat ini banyak orang yang baik harus berhadapan dengan hukum karena dugaan korupsi karena telah menjalani sistem yang salah saat menjabat di pemerintahan. Kondisi ini sudah dialami beberapa pejabat dan mantan pejabat di Indonesia. 

"Banyak orang baik dipuji setinggi langit dan akhirnya berhadapan dengan hukum. Saya tidak perlu menyebutkan namanya. Akhirnya ditenggelamkan yang dihasilkan oleh sistem yang salah. Banyak terjadi di mana-mana dan itu akibat dari sistem yang salah," ujarnya. 

Di hadapan pihak terkait Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ruki juga mengingatkan lebih jauh lagi bahwa sistem yang tidak benar atau salah akan menyengsarakan. Semua pihak yang memberi kebijakan atau kewenangan harus tetap berhati-hati dalam bertindak atau memberi izin apa pun terkait sektor perikanan dan kelautan. 

Dengan kekayaan Indonesia yang berlimpah akan sumber daya alam ini, setiap kebijakan yang dikeluarkan diharapkan dapat menyejahterakan nelayan dan rakyat pada umumnya. Tidak lagi impor garam berlebihan maupun impor bahan pangan lain yang ternyata Indonesia memiliki kekayaan itu. (Sri Lestari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×