kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketidakpastian Global Bikin Suku Bunga Naik, Wamenkeu: Bank Harus Hati-Hati


Selasa, 21 Maret 2023 / 14:57 WIB
Ketidakpastian Global Bikin Suku Bunga Naik, Wamenkeu: Bank Harus Hati-Hati
ILUSTRASI. Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan kondisi geopolitik yang bergejolak luar biasa akibat konflik Rusia dan Ukraina telah menyebabkan berbagai macam harga naik begitu cepat sehingga memengaruhi inflasi.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian global membuat suku bunga naik sangat cepat di tingkat global. Fenomena tersebut harus diwaspadai bank di Indonesia.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan kondisi geopolitik yang bergejolak luar biasa akibat konflik Rusia dan Ukraina telah menyebabkan berbagai macam harga naik begitu cepat sehingga memengaruhi inflasi.

Inflasi yang naik dengan cepat memaksa otoritas keuangan mengambil kebijakan yang mana mengakibatkan suku bunga internasional juga melambung tinggi.

Baca Juga: NIM Perbankan Indonesia yang Masih Tinggi Jadi PR Bagi Gubernur BI Baru

Menurut Suahasil, peningkatan suku bunga yang sangat cepat di tingkat internasional itu punya dampak signifikan ke seluruh dunia sehingga membuat sejumlah bank goyang, termasuk di Amerika Serikat. Dampaknya mungkin saja dirasakan juga di Indonesia.

Alhasil, Suahasil mengajak agar perbankan di Indonesia harus memikirkan efek dan antisipasi ke depannya.

"Oleh karena itu, saya ingin juga mengajak kepada bank untuk terus melihat ke dalam. Kokoh enggak? Harus dipastikan kokoh dan penuh kesiapsiagaan," ucap dia dalam acara OCBC NISP Business Forum, Selasa (21/3).

Senada dengan Suahasil, Menparekraf Sandiaga Uno juga menyampaikan agar bank di Indonesia dapat menjaga kestabilan industri keuangan di tengah ketidakpastian global.

Menurutnya, ketidakpastian global telah mengakibatkan sejumlah bank besar berguguran. Sandi mencontohkan bank Credit Suisse yang telah berusia 166 tahun lebih disinyalir akan diambil alih oleh UBS.

Hal itu disebabkan pengelolaan keuangan yang mungkin dilihatnya baik-baik saja, kemudian pada akhirnya ternyata bermasalah. Oleh karena itu, dia mengatakan setiap bank harus menjaga tata kelola keuangan yang baik agar tetap stabil.

"Perlu juga diketahui banyak sekali peluang-peluang berbahaya di depan yang tidak bisa ditingkatkan menjadi potensi untuk mengembangkan lebih kuatnya industri perbankan Indonesia," kata dia.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tampaknya Sulit Mencapai 6%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×