Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2019 diperkirakan stabil atau relatif sama dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan sebelumnya. Kondisi inilah yang membuat BI akhirnya berani memangkas BI 7-day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%.
Pemangkasan ini jadi yang pertama di tahun 2019, di mana sebelumnya BI 7-DRR betah nangkring di level 6%.
Baca Juga: Bank Indonesia (BI): Efek perang dagang menjadi salah satu alasan menurunkan bunga
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan konsumsi swasta tetap baik didukung keyakinan konsumen yang tetap terjaga. Investasi bangunan juga tetap tumbuh stabil. Sementara itu, ekspor Indonesia diprakirakan tumbuh negatif dipengaruhi terbatasnya permintaan dunia dan turunnya harga komoditas akibat berlanjutnya ketegangan hubungan dagang, meskipun ekspor baja naik pada Juni 2019.
Harga komoditas andalan Indonesia batubara dan crude palm oil (CPO) terpantau melemah. Sepanjang semester I harga minyak sawit dalam Malaysian Derivative Exchange terkoreksi 18,7%. Sementara harga batubara Ice New Castle anjlok 42,7%.
Baca Juga: Bunga acuan BI turun, perbankan tak tergesa turunkan bunga kredit
Namun, Perry bilang dampak ketegangan hubungan dagang terhadap perlambatan ekspor juga terjadi di sejumlah negara. Selanjutnya, ekspor yang kontraksi mendorong penurunan impor dan investasi nonbangunan yang tumbuh terbatas.
“Ke depan, upaya untuk mendorong permintaan domestik, termasuk investasi, perlu ditingkatkan untuk memitigasi dampak negatif perlambatan ekonomi dunia,” kata Perry dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG BI), Kamis (18/7).
Secara keseluruhan, BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 berada di bawah titik tengah kisaran 5,0%-5,4%. Bank Indonesia akan menempuh bauran kebijakan dengan Pemerintah, dan otoritas terkait untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News