CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.477.000   -5.000   -0,34%
  • USD/IDR 15.794   33,00   0,21%
  • IDX 7.329   6,57   0,09%
  • KOMPAS100 1.122   1,88   0,17%
  • LQ45 889   4,33   0,49%
  • ISSI 222   0,01   0,00%
  • IDX30 455   2,58   0,57%
  • IDXHIDIV20 547   1,20   0,22%
  • IDX80 129   0,23   0,18%
  • IDXV30 137   0,18   0,13%
  • IDXQ30 151   0,24   0,16%

Kerjasama LCS Indonesia-Thailand diharapkan dapat mengurangi ketergantungan dolar AS


Senin, 21 Desember 2020 / 22:16 WIB
Kerjasama LCS Indonesia-Thailand diharapkan dapat mengurangi ketergantungan dolar AS
ILUSTRASI. BI dan Bank of Thailand (BOT), Senin (21/12), menyepakati penguatan kerangka kerja sama Local Currency Settlement (LCS)


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dan Bank of Thailand (BOT), Senin (21/12), menyepakati penguatan kerangka kerja sama Local Currency Settlement (LCS) antara kedua negara sejak diimplementasikan pada 2 Januari 2018.

BI dalam keterangan tertulis menyebutkan, penguatan kerangka kerja sama LCS antara BI dan BOT meliputi perluasan underlying ke investasi langsung dari sebelumnya hanya untuk perdagangan, serta pelonggaran aturan transaksi valas antara lain terkait pemberian relaksasi penyiapan dokumen transaksi.

BI menambahkan, strategi penguatan kerangka kerja sama LCS akan menjadi bagian dari upaya bersama oleh kedua bank sentral untuj mendorong penggunaan mata uang lokal yang lebih luas untuk memfasilitasi dan meningkatkan perdagangan dan investasi langsung antara Indonesia dan Thailand.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, rata-rata transaksi perdagangan antara Indonesia dan Thailand selama tahun 2017-2018 berkisar US$ 16,32 miliar. Jumlah tersebut hampir 90% berasal dari transaksi perdagangan yang diselesaikan menggunakan mata uang dollar Amerika Serikat.

Baca Juga: Kurangi ketergantungan dolar AS, BI terus jajaki kerjasama local currency settlement

Dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap hard currency, BI pun menginisiasi kebijakan LCS dengan Bank of Thailand sejak awal 2018 untuk mendorong penyelesaian transaksi perdagangan dengan Thailand menggunakan mata uang lokal yakni rupiah dan baht.

“Transaksi LCS antara Indonesia dan Thailand pasca implementasi kebijakan LCS menunjukkan perkembangan yang positif,” kata Erwin saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (21/12).

Meski kerja sama kedua negara telah menunjukkan perkembangan positif, total perdagangan antara Indonesia dan Thailand tercatat menurun dari US$ 17,3 miliar pada tahun 2018 menjadi US$ 15,2 miliar di 2019.

Erwin bilang, hal ini sejalan dengan kinerja ekonomi global yang masih belum sepenuhnya pulih, namun pangsa penggunaan transaksi LCS justru telah meningkat dari 1,4% pada tahun 2018 menjadi 3,6% di tahun 2019.

“Meskipun pangsa transaksi LCS mengalami peningkatan, jika dibandingkan transaksi perdagangan kedua negara, pangsa transaksi LCS tersebut masih relatif kecil. Sehubungan dengan hal ini maka BI dan BOT melakukan evaluasi untuk mendorong penggunaan LCS dalam transaksi bilateral kedua negara,” imbuhnya.

Lewat kebijakan LCS yang mendorong transaksi mata uang lokal rupiah dan baht tersebut, BI mencatat kegiatan transaksi ekspor dan impor antara Indonesia dan Thailand yang diselesaikan dalam mata uang baht selama tahun 2016-2019 juga menunjukkan peningkatan yaitu dari US$ 0,54 miliar pada tahun 2016 menjadi US$ 0,72 miliar pada tahun 2019.

Erwin mengatakan, beberapa komoditas yang penyelesaiannya menggunakan baht yaitu antara lain di bidang pertanian seperti ikan dan lain-lain, sayur-sayuran, udang, dan teh. “Sedangkan di bidang industri seperti alat listrik makanan olahan, kertas dan barang dari kertas,” ujarnya.

Selanjutnya: Bank Indonesia dan Bank of Thailand perkuat kerja sama penggunaan mata uang lokal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×