kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Kepercayaan publik ke Jokowi-JK menyusut


Kamis, 08 Oktober 2015 / 15:52 WIB
Kepercayaan publik ke Jokowi-JK menyusut


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menurun setelah setahun masa kerja dibandingkan enam bulan lalu.

Hal tersebut diketahui dalam survei Indo Barometer yang dirilis di Jakarta, Kamis (8/10/2015).

Saat ditanya mengenai kepuasannya kepada Presiden, sebanyak 47,3% responden mengaku kurang puas.

Responden yang mengaku cukup puas dengan kinerja Presiden hanya 44,8%. Sisanya, 3,8% mengaku tidak puas sama sekali; 1,2% mengaku sangat puas, dan sisanya mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.

Jika dijumlahkan antara yang sangat puas dan cukup puas, angkanya hanya mencapai 46%, turun dari survei bulan Maret 2015 lalu sebesar 57,5%.

Hal serupa juga terjadi terhadap kepuasan publik terhadap Wapres Jusuf Kalla. Hanya 41,3% responden yang mengaku cukup puas dan 0,8% yang sangat puas.

Ada pun yang tidak puas mencapai 46,2% dan yang tidak puas sama sekali sebesar 6,7%.

Kepuasan publik yang hanya mencapai 42,1% turun dari Maret 2015 lalu yang mencapai 53,3%.

Terakhir, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja kabinet kerja juga mengalami nasib yang sama.

Hanya 0,8% yang mengaku sangat puas dan 36,3% yang cukup puas terhadap kinejra para menteri.

Sebanyak 42,8% mengaku kurang puas dan 3,9% tidak puas sama sekali.

Kepuasan publik terhadap kabinet ini menurun dibandingkan survei pada Maret 2015 lalu yang mencapai 46,8%.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menjelaskan, sebagian besar responden menyatakan tidak puas dan menganggap pemerintah gagal di bidang ekonomi.

"Ekonomi yang paling jadi perhatian. Saat kita tanya apa kegagalan Jokowi-JK, empat jawaban teratas adalah mengenai ekonomi," kata Qodari.

Responden menganggap pemerintah gagal menjaga harga bahan pokok (17,3%), tak mampu mengatasi masalah ekonomi (13,3%), melemahnya nilai tukar rupiah (7,4%), dan meningkatnya harga BBM (4,1%).

Responden lain di antaranya menjawab, program visi misi Jokowi-JK belum terbukti, gagal menciptakan lapangan pekerjaan, tak mampu mengontrol kinerja menteri, dan gagal memberantas korupsi.

Ada pun publik yang puas menganggap pemerintah berhasil dalam beberapa hal, di antaranya program kesehatan, program pendidikan, pemberantasan korupsi, pemberantasan narkoba, dan kedekatan dengan rakyat.

Survei ini dilakukan pada tanggal 14-22 September 2015 di 34 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden sebesar 1.200 orang.

Margin of error sebesar kurang lebih 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden dipilih dengan multistage random sampling, berusia 17 tahun lebih atau sudah menikah. Pengumpulan data dengan wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner.

(Ihsanuddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×