Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pengamat politik Heri Budianto menilai, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memang tengah melakukan sejumlah upaya untuk mencairkan hubungannya dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Ia mengatakan, hubungan keduanya bisa saja membaik jika ada kepentingan politik yang mempertemukannya.
"Bisa saja. Segala macam masa lalu bisa saja mencair, tergantung kepentingan politik," ujar Heri saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/4/2014).
Menurut Heri, apa apun bisa terjadi dalam politik. Dalam konteks hubungan SBY-Megawati, kunci ada di tangan presiden kelima RI itu. Seperti diketahui, hubungan SBY-Megawati dingin dalam 10 tahun terakhir.
"Saya rasa kembali pada Mega, bagaimana sikap Mega menyikapi itu," ujarnya.
Menurutnya, PDI-P perlu dukungan parlemen yang cukup besar untuk menjalankan pemerintahan jika bakal calon presidennya, Joko Widodo, memenangi Pemilihan Presiden. Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga, Demokrat diprediksi memeroleh 10 persen . suara. Perolehan kursi Demokrat di parlemen diyakininya bisa memperkuat dukungan.
"Artinya itu juga bisa jadi amunisi untuk mem-back up pemerintahan," ujar Heri.
Secara terpisah, pengamat politik dari Universitas Indonesia Boni Hargens menilai, pendekatan yang dilakukan SBY karena ia tak mau dijadikan musuh setelah lengser dari kursi presiden.
"SBY takut jadi musuh terus selama PDI-P berkuasa nanti kalau Jokowi menang," ujar Boni.
Menurut Boni, Megawati menganggap pendekatan SBY sekadar formalitas semata menjelang
pemilihan presiden. "Mega tahu kalau itu pura-pura. Hanya post-power syndrome dini," kata Boni. (Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News