kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.693.000   3.000   0,18%
  • USD/IDR 16.355   -55,00   -0,34%
  • IDX 6.594   -42,18   -0,64%
  • KOMPAS100 948   -15,15   -1,57%
  • LQ45 740   -10,86   -1,45%
  • ISSI 206   -0,05   -0,03%
  • IDX30 385   -5,52   -1,41%
  • IDXHIDIV20 462   -8,13   -1,73%
  • IDX80 108   -1,61   -1,47%
  • IDXV30 112   -1,54   -1,36%
  • IDXQ30 126   -1,86   -1,46%

Kepala BMKG ajak masyarakat tidak cemaskan terjadinya megathrust


Selasa, 23 Juli 2019 / 14:59 WIB
Kepala BMKG ajak masyarakat tidak cemaskan terjadinya megathrust


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai negeri cincin api dan sabuk gunung api yang berada di atas lempeng-lempeng tektonik yang aktif, Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BKMG) Dwikorita Karnawati mengakui adanya potensi terjadinya megathrust di Indonesia yang berdasarkan hasil kajian, riset, ada potensi untuk mengalami gempa dengan kekuatan lebih dari 7 bahkan sampai 8 lebih.

“Itu harus kita ketahui bukan untuk ketakutan karena itu namanya potensi. Potensi itu beda dengan prediksi, kalau prediksi itu kepastiannya lebih tinggi,” kata Dwikorita dikutip dari laman setkab.go.id, Selasa (23/7).

Potensi itu, lanjut Kepala BMKG, ada kemungkinan. Tetapi ia mengingatkan, ilmu pengetahuan sampai saat ini belum bisa menjawab seberapa besarkah kemungkinannya kapan terjadinya.

Karena itu, dari pada kita ketakutan mengandai-andai kejadiannya kapan, Kepala BMKG menyarankan, selama kita berada di Indonesia mestinya kita bersiap.

“Mau tinggal di Lombok, mau tinggal di Jogja, mau tinggal di Jakarta, mau tinggal di manapun di Indonesia itu kalau dengan gempa kita akan mengalami ya, entah kapan,” tegas Dwikorita.

Oleh karena itu, menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, yang penting adalah mitigasi dan persiapan untuk menghadapi. Mitigasi, antisipasi, dan adaptasi. Selain itu, kita juga harus siapkan jalur evakuasi.

Jadi, lanjut Dwikorita, sekarang adalah era untuk persiapan, baik jalur evakuasi, tempat berkumpul, tempat berlindung, dan yang paling penting persiapan itu akan lebih ringan kalau tata ruangnya sejak awal sudah mengikuti zona yang aman dari bahaya.

“Jadi yang penting itu, bukan cemas kapan ya kalau nanti ada gempa, tsunami. Jadi lebih baik seperti itu, kita mengedukasi diri kita bersama-sama masyarakat, pemerintah daerah bekerja sama,” tutur Dwikorita.

Ia menegaskan, BMKG hadir di daerah juga dan salah satu tugasnya  adalah bagian dari sistem edukasi, bagian dari sistem mitigasi, dan juga bagian dari sistem peringatan dini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×